Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 1 Mei 2017, 13:58 WIB
Wisnubrata

Penulis

Kita sering mendengar tentang manfaat mengurangi asupan kalori untuk mendapatkan usia yang lebih panjang. Penelitian memang membuktikan bahwa pengurangan asupan makanan secara drastis bisa memperpanjang usia dua kali lipat pada hewan pengerat, cacing, dan serangga.

Bahkan penelitian selama 20 tahun terhadap monyet rhesus, spesies yang merupakan kerabat dekat manusia, mendapati bahwa manfaat diet itu ternyata beragam, mulai dari kekebalan terhadap kanker, mengurangi kemungkinan sakit jantung, dan berkurangnya resiko penyakit yang terkait dengan pertambahan usia.

Walau banyak manfaat yang didapatkan dengan mengurangi asupan kalori, namun yang menjadi pertanyaan adalah: siapa yang mau terus menerus kelaparan sepanjang hidupnya? Apakah ada cara yang lebih mudah? Bisakah kita mendapatkan manfaat yang sama namun dengan cara yang tidak menyiksa?

Jawabannya ternyata ada. Cara itu disebut puasa berkala atau intermittent fasting (IF), dan biasa diterapkan pada atlet-atlet angkat beban, crossfit, dan olahraga lainnya.

“Ketika mendengar kata puasa, orang biasanya akan membayangkan seminggu tidak makan,” kata Brad Pilon, penulis buku Eat Stop Eat. “Namun mestinya tidak begitu, melainkan bayangkan bahwa kita hanya mengambil jeda waktu lebih panjang antara waktu makan.”

Menurut Pilon, manfaat IF bisa didapat ketika kita setidaknya selama 12 jam tidak makan apapun, kecuali minum air. Sederhananya, kita bisa mulai makan pukul 8 pagi, dan berhenti makan pukul 3 sore. Setelah itu hanya minum air putih sampai keesokan harinya. Dengan begitu ada jeda waktu lebih dari 12 jam di mana kita tidak memasukkan kalori dalam tubuh.

Meski terdengar bertolak belakang dengan anjuran yang menyebutkan lebih baik makan sedikit namun sering, metode ini diyakini membuat tubuh lebih bertenaga, membakar lemak lebih banyak, mengurangi kemungkinan penyakit jantung, kanker, dan diabetes, serta membuat tubuh lebih cepat memulihkan diri.

Kebiasaan makan seperti ini sebenarnya sudah dilakoni para nenek moyang kita yang hidup sebagai pemburu. Mereka tidak selalu mendapat hewan buruan, sehingga ada masa-masa harus berpuasa. Dan seperti mereka, tubuh kita memang dirancang untuk bisa bertahan menghadapi situasi seperti itu.

Sulitkah membiasakan diri dengan pola makan seperti itu? Mereka yang pernah melakukannya menyebutnya sebagai hal yang mudah. Begitu kita melakukannya selama seminggu, maka kebiasaan itu menjadi mudah. Beberapa rekan yang mencoba diet yang di Indonesia diperkenalkan entertainer Deddy Corbuzier sebagai OCD ini mengaku mendapat manfaatnya.

Mendapatkan kebugaran sekaligus tubuh berotot

Manfaat lain dari IF adalah mengurangi timbunan lemak pada tubuh. Kita mempelajari bahwa salah satu bahan bakar tubuh adalah glukosa yang berasal dari gula. Kita mendapatkannya melalui makanan seperti gula, karbohidrat (roti, nasi, dll), maupun minuman ringan.

shironosov Makanan sehat
Namun sebenarnya tubuh kita memiliki bahan bakar lain yang disebut ketones. Saat tubuh kehabisan glukosa, maka molekul ini mulai membakar lemak alam tubuh. Ini terjadi saat kita berpuasa, atau di saat jeda tidak makan. Bila pada saat jeda itu kita juga berolahraga, maka pembakaran lemak akan lebih banyak, sehingga kadar lemak dalam tubuh kita akan berkurang.

Penelitian juga menunjukkan bahwa hormon pertumbuhan, yang berperan dalam pembentukan otot, juga meningkatkan kinerja saat tubuh berpuasa. Peningkatan kinerja hormon ini membuktikan bahwa tubuh manusia mampu melakukan adaptasi untuk bertahan selama beberapa waktu tanpa makanan.

“Beberapa orang tidak hanya memperoleh manfaat lewat pembakaran lemak yang tinggi, namun juga merasa lebih nyaman dan lebih kuat ketika terbiasa berpuasa,” ujar Jon Haas, pelatih kebugaran dari New Jersey. “Mereka juga merasa lebih bisa mengendalikan tubuhnya, dan secara mental menjadi lebih kuat. Dan memang seperti inilah tubuh kita dirancang.”

Sisi buruk dari puasa ini, adalah kecenderungan orang untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori seperti gula dan karbohidrat, begitu masa puasa selesai. Hal ini masuk akal karena setelah berpuasa 20 jam tubuh kita memang akan berusaha mencari makanan dan karbohidrat untuk mengganti yang hilang dan agar bisa dipakai seandainya nanti tidak mendapatkan makanan lagi. Meski begitu, menurut para pelaku IF, tubuh kita bisa dibiasakan untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau