Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 Mei 2017, 15:59 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Fatherly

Hampir setiap orang pernah menguap. Namun tahukah Anda bahwa ternyata hanya manusia dan sebagian kecil hewan cerdas yang bisa ketularan menguap?

“Menguap barangkali merupakan perilaku manusia yang kurang banyak diketahui,” ujar Robert Provine, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf, yang meneliti mengapa menguap bisa menular. “Meskipun sudah menjadi bagian umum dari perilaku manusia dan hewan, kita masih belum yakin apa yang menyebabkan kita menguap.”

Teori menyebutkan bahwa menguap adalah cara untuk menghirup oksigen ke dalam aliran darah saat kita lelah. Teori lain mengatakan, menguap berfungsi sebagai mekanisme untuk mendinginkan otak. Namun bagaimana menguap bisa menular masih tetap menjadi misteri.

Pertanyaan soal mengapa anggota keluarga, teman, bahkan binatang peliharaan bisa tertular saat kita menguap sudah menjadi teka-teki sejak jaman Aristoteles.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya kaitan antara ketularan menguap dengan kedekatan hubungan antara orang yang pertama menguap dengan yang ditularinya. Sebuah study lain menyebutkan bahwa perempuan, yang memiliki rasa empati tinggi, lebih mudah ketularan menguap dibanding laki-laki.

Dan teori paling dominan soal ketularan menguap menyebutkan bahwa fenomena itu terjadi akibat adanya empati dan hubungan sosial yang dekat. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana dan mengapa?

Nah, mendukung hipotesa bahwa menguap adalah perilaku sosial, berdasarkan study tahun 2009, 2010, dan 2013 para peneliti mendapati bahwa penyandang autisme umumnya tidak ketularan menguap, begitu juga dengan psikopat. Selain itu, anak-anak juga tidak terbawa menguap hingga umur 4 tahun, usia di mana mereka mulai berkembang secara sosial.

Selain itu, simpanse, primata yang memiliki struktur sosial kompleks juga mengalami fenomena ketularan menguap. Sedangkan anjing peliharaan bisa ketularan menguap dari manusia, namun bukan dari sesama anjing, seakan mereka tahu siapa teman terdekatnya.

Apakah ini berarti kebosanan, kelelahan, atau hal-hal lain yang membuat stres menyebabkan orang menguap sekaligus membuat lebih dekat satu sama lain? Bisa jadi demikian, walau kesimpulan ini masih dipertanyakan.

Yang jelas, kebanyakan peneliti sepakat soal kecenderungan seseorang bisa ketularan menguap, dan salah satu penyebabnya adalah rasa empati dan adanya ikatan. Dan bila ketularan menguap bisa membuat hubungan keluarga menjadi lebih dekat, maka fenomena itu menjadi sesuatu yang berguna dan ada alasannya.

Karenanya berbahagialah bila saat Anda menguap, anggota keluarga yang lain ikut ketularan. Mungkin itu pertanda adanya ikatan dan hubungan yang dekat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau