Namun, kata Galvin, kemajuan teknologi itu membuat batas antara mulai dan akhir kerja menjadi samar. Akibatnya, sebagian karyawan bekerja selama sepekan agar menjadi yang terbaik bagi mereka.
Selain itu, banyak pekerja yang berdedikasi berusaha mendapatkan waktu istirahat untuk mengurus kesehatan mereka.
Time Off melaporkan bahwa 662 juta hari libur tidak digunakan setiap tahun. Banyak pekerja berpendapat bahwa mereka tak bisa pergi ke mana-mana atau khawatir kehilangan waktu kerja.
Glassdoor juga menemukan, tiga dari lima (61 persen) karyawan merasa lebih baik bekerja meski merasa sakit dibandingkan harus menggunakan jatah cuti—terutama para pekerja berusia antara 18–44 tahun (70 persen).
Kabar baiknya, para karyawan lebih mendukung untuk membiarkan karyawan lain mendapatkan waktu istirahat.
Glassdoor juga melaporkan bahwa tiga dari empat (74 persen) karyawan mengatakan bahwa manajer mereka mendorong agar mengambil waktu istirahat untuk mengurus kesehatan karyawannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.