Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Bisa Kita Tiru dari Negara Paling Bahagia di Dunia

Kompas.com - 03/11/2017, 06:11 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber nypost.com

KOMPAS.com - Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan. Tapi, tidak semua orang benar-benar bahagia.

Berbagai cara dilakukan oleh setiap manusia untuk menemukan kebahagiaan. Mulai dari mencari pasangan idaman, membeli barang mewah, bahkan mencari negara ideal untuk menghabiskan sisa hidup dengan bahagia.

Memang seringkali tempat di mana kita tinggal dapat mempengaruhi kebahagiaan. Bisa jadi itu karena iklimnya yang nyaman, pemduduknya yang ramah, atau sistem di negara tersebut yang membuat warganya bisa hidup tenang.

Dan Buettner dalam bukunya 'The Blue Zones of Happiness', menemukan bahwa beberapa negara memiliki lebih banyak penduduk yang bahagia dibanding negara lain. Alasan mereka lebih bahagia antara lain karena adanya jaminan hidup layak dan fasilitas gratis, jenjang kehidupan yang jelas, serta interaksi sosial yang banyak.

Baca :Membeli Waktu Bisa Jadi Rahasia Bahagia

Ia mendapatkan hasil tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukannya melalui jajak pendapat dari Gallup, Eurobarometer dan Latinobarómetro.

Berikut ini negara dengan penduduk paling berbahagia menurut penelitian Dan Buettner, serta apa yang bisa kita pelajari dari alasan tersebut.

Denmark

Di Denmar, kata Buettner, warga dibayar untuk kuliah, mendapat perawatan kesehatan gratis, mendapatkan bayaran dan cuti hamil selama 10 bulan untuk pria dan wanita, dan berhak mendapatkan dana pensiun.

"Anda hanya perlu mengejar pekerjaan yang Anda cintai," papar Buettner.

Ilustrasi bekerja di rumahgpointstudio Ilustrasi bekerja di rumah
Bandingkan dengan di Indonesia, biaya sekolah dan kuliah mahal, fasilitas kesehatan gratis masih belum memadai, cuti hamil dan melahirkan hanya 3 bulan dan berlaku untuk perempuan saja, lalu pensiun hanya bagi pegawai negeri. Kita bahkan seringkali harus bekerja apapun agar bisa hidup layak.

Meski demikian, agar menjadi lebih bahagia, Buettner menyarankan agar kita mencari pekerjaan yang sesuai dengan kesukaan kita. "Luangkan waktu untuk memikirkan tujuan hidup Anda," kata Buettner.

Buettner juga merekomendasikan agar kita benar-benar mengetahui nilai-nilai dalam diri, apa yang kita sukai, dan apa yang terbaik untuk kita, serta bagaimana untuk mendapatkannya.

Baca juga : Konsep dari Jepang Ini Bisa Menjadi Kunci Hidup Bahagia

Singapura

"Singapura menawarkan jalan yang sangat jelas menuju kesuksesan," kata Buettner. Inilah yang memberi ketenangan saat warga menjalani hidupnya.

Di negara kecil ini, orang tidak perlu berpikir soal macam-macam. Mereka cukup memilih sekolah yang akan dimasuki, pekerjaan yang harus didapatkan, tipe pasangan yang harus dinikahi, atau klub yang ingin diikuti.

Yang perlu dilakukan adalah menjalaninya. Selama kita tetap rendah hati dan giat bekerja, maka stabilitas keuangan dan status sosial kita akan terjaga.

Ilustrasi berjalan kaki ke kantorRidofranz Ilustrasi berjalan kaki ke kantor
Beberapa orang mungkin lebih menghargai kebebasan daripada stabilitas. Namun, Buettner mengatakan bahwa stabilitas memberi rasa ketenangan dan rasa aman. Bila kekhawatiran berkurang, maka kebahagiaan lebih mudah dicapai.

Buettner juga berkata, jika kita mememiliki uang lebih dan menginginkan kebahagiaan maka lebih baik menggunakannya untuk membayar hipotek, membeli asuransi, atau menabung daripada membeli baju baru dan gadget.

"Kebahagiaan dari nilai gadget akan habis dalam sebulan, sedangkan kebahagiaan karena keamanan finansial akan berlangsung bertahun-tahun bahkan puluhan tahun," tambahnya.

Baca :8 Aroma yang Bisa Bikin Bahagia

Costa Rica

Buettner mengatakan bahwa Costa Rica menawarkan tingkat kebahagiaan sehari-hari tertinggi di dunia. Sumber kebahagiaan tersebut umumnya berkaitan dengan keluarga, agama, dan interaksi sosial.

"Penduduk Costa Rica berinteraksi sosial secara tatap muka 5-6 jam setiap hari," ucapnya.

Ilustrasi makan bersamashironosov Ilustrasi makan bersama
Buettner juga mengatakan bahwa penduduk Costa Rica secara teratur berkumpul untuk menonton pertandingan sepak bola, konser dan pesta barbecue. Mereka juga tidak pernah melewatkan acara makan bersama keluarga di akhir pekan.

Rupanya interaksi lamgsung dengan orang lain --bukan melalui gadget-- membuat orang lebih bahagia dan mampu menghasilkan komunikasi dan saling pengertian yang mendalam sehingga orang benar-benar merasa memiliki banyak teman.

"Karenanya mulailah sering makan bersama teman, ngopi dan nonton acara olahraga atau onser musik bersama teman-teman, dan melakukan kegiatan lain bersama," ucapnya.

Baca juga : Hati-hati, Terlalu Sering Sendirian Bisa Buat Anda Depresi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com