Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2017, 23:00 WIB

Gejalanya antara lain: lapisan tebal dan abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel, sakit tenggorokan dan suara menjadi serak, pembesaran kelenjar getah bening di leher, dan kesulitan bernapas atau bernapas cepat.

Lalu, diikuti dengan demam dan menggigil, dan rasa tidak enak badan.

Pada beberapa orang, infeksi bakteri merupakan penyebab difteri tapi hanya menyebabkan penyakit ringan -atau tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Orang yang terinfeksi, namun tidak menunjukkan gejala dikenal sebagai pembawa difteri, karena bisa menyebarkan infeksi walau dirinya tidak jatuh sakit.

Difteri ditularkan dari orang ke orang melalui kontak fisik dan pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan infeksi nasofaring, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kematian.

Difteri juga bisa menyebabkan komplikasi yang serius.

Selama fase awal penyakit atau bahkan berminggu-minggu kemudian, pasien mungkin mengalami detak jantung yang tidak normal, yang dapat menyebabkan gagal jantung.

Beberapa pasien difteri mengalami pembengkakan otot dan katup jantung.

Komplikasi yang paling parah dari difteri adalah obstruksi pernapasan yang diikuti oleh kematian.

Selain mempengaruhi tenggorokan, ada juga tipe kedua difteri yang mempengaruhi kulit.

Baca juga : Imunisasi Difteri Serentak Akan Dilakukan di 5 Wilayah DKI hingga Kepulauan Seribu

Jenis kedua ini menyebabkan rasa sakit khas, kemerahan dan pembengkakan yang terkait dengan infeksi kulit bakteri lainnya.

Ulkus yang ditutupi oleh membran kelabu juga dapat terjadi pada difteri kulit.

Difteri sering terjadi di daerah beriklim tropis, terutama di kalangan orang-orang dengan tinggal di lingkungan dengan tingkat kebersihan yang buruk dan padat.

Difteri juga banyak menyerang mereka yang tidak pernah mendapatkan imunisasi.

Difteria jarang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa Barat, di mana petugas kesehatan telah memberi vaksin difteri kepada masyarakat sejak anak-anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com