KOMPAS.com - Tahun baru adalah saat yang tepat untuk memulai langkah demi terwujudnya semua resolusi. Namun terkadang, ada banyak godaan yang membuat kita menghentikan langkah. Bahkan, godaan tersebut seringkali datang dari diri kita sendiri.
Salah satu contohnya adalah kata-kata kecil yang kerap keluar dari mulut kita, entah secara sadar atau tidak.
Menurut Erin Falconer, redaktur pelaksana dari PickTheBrain.com, sebuah laman yang berisi motivasi kehidupan, kata 'seharusnya' adalah kata yang seringkali melemahkan langkah kita untuk mencapai tujuan hidup.
Baca :Apakah Resolusi Paling Populer di Tahun 2018?
Kata 'seharusnya' lebih mengindikasikan rasa bersalah, malu dan 'tidak adanya keputusan' daripada kata yang menyiratkan kewajiban dan harapan.
"Meskipun kata 'seharusnya' terdengar seperti sebuah keputusan, tetapi sebenarnya menggambarkan 'kemungkinan' dan bukan sebuah kenyataan," ucap Erin Falconer.
Misalnya, mengatakan "Saya seharusnya makan makanan sehat" memiliki arti yang sangat berbeda dari "Saya makan makanan yang sehat".
Kata "seharusnya" memungkinkan penggunanya untuk terus mempertimbangkan pilihan lain daripada memulai perubahan hidup atau menyelesaikan tugasnya.
Menurut Falconer, "seharusnya" juga menyiratkan perasaan negatif tentang tugas yang sedang dihadapi.
Falconer juga menambahkan bahwa saat kita membicarakan tetang hal yang akan kita lakukan atau hal yang menjadi tanggung jawab, kita jarang menggunakan kata 'seharusnya'.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.