Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Menyebabkan Anak Gemuk dan Bagaimana Mencegahnya?

Kompas.com, 19 Februari 2018, 11:28 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Buat sebagian orang,  anak gemuk memang terlihat lucu. Tapi hal itu bukan berarti baik, karena sekarang ini semakin banyak anak yang mengalami kegemukan.

World Health Organization menyatakan bahwa ada sebanyak 41 juta anak balita yang mengalami kegemukan di tahun 2016. Hal ini dapat membuat anak berisiko terserang penyakit kronis di kemudian hari.

Apa yang menyebabkan anak gemuk? Apakah sudah pasti pola makannya? Bagaimana cara mencegah kegemukan pada anak?

Ada banyak alasan sehingga anak bisa mengalami kegemukan (obesitas). Hal yang paling umum adalah faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, atau kombinasi dari ketiga faktor ini.

1. Faktor genetik

Anak yang memiliki orangtua atau saudara yang gemuk akan ikut berisiko tinggi mengalami kegemukan.

Walau begitu, meskipun masalah berat badan terjadi dalam keluarga kamu, tidak semua anak dengan sejarah keluarga obesitas otomatis akan mengidap kegemukan.

Faktor genetis memang dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami kegemukan, tapi perilaku keluarga, seperti kebiasaan makan dan beraktivitas, memiliki peran penting untuk memengaruhi berat badan.

Baca juga : Benarkah Kegemukan Bisa Menular?

2. Gaya hidup

Makanan dan aktivitas yang dijalankan anak adalah faktor penting dalam menentukan berat badannya.

Populernya TV, komputer, tablet, smartphone, dan video games semakin mendukung gaya hidup yang tidak aktif di kalangan anak-anak.

Rata-rata anak di Amerika menghabiskan waktu 24 jam setiap minggunya untuk menonton TV. Waktu ini sebenarnya dapat digunakan untuk kegiatan fisik lainnya.

Belum lagi camilan anak yang tinggi kalori, membuat asupan makanan yang masuk terlalu banyak tapi tak ia gunakan untuk beraktivitas.

Hal ini yang kemudian membuat anak gemuk dan akhirnya berisiko alami berbagai penyakit kronis.

Baca juga : Ternyata, Makan Cepat Bikin Gemuk dan Datangkan Masalah Jantung

Ilustrasi anak makan CreativaImages Ilustrasi anak makan
Apa yang harus dilakukan jika anak gemuk?

Segeralah hubungi dokter anak jika merasa bahwa anak mengalami kegemukan. Dokter adalah orang yang tepat untuk menentukan masalah berat badan pada anak.

Dokter akan mengukur berat badan dan tinggi anak untuk menentukan apakah berat badan anak berada dalam batas yang wajar.

Dokter juga akan mempertimbangkan umur dan pola pertumbuhan si kecil untuk menentukan apakah kondisi anak memang mengalami tanda-tanda kegemukan atau bukan.

Untuk menentukan kegemukan pada anak sangatlah sulit karena anak bertumbuh dengan cepat.

Contohnya, normal untuk anak laki-laki memiliki pertumbuhan berat yang lebih cepat yang nantinya akan disusul oleh pertumbuhan tinggi setelah pubertas.

Dokter akan menentukan dari diagnosis yang diselidiki apakah berat badan anak akan kembali normal. Jika dokter menemukan bahwa anak mengalami kegemukan, ia akan meminta mengubah pola makan atau aktivitasnya.

Baca juga : Pola Makan Sehat untuk Anak Gemuk

Bagaimana cara mencegahnya?

Orangtua dapat melakukan berbagai hal agar anak tak mengalami obesitas, dengan menyediakan makanan dan camilan sehat, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan memberikan edukasi terhadap nutrisi yang baik.

Makanan dan camilan sehat akan memberikan nutrisi pada tubuh yang sedang bertumbuh dan memperbaiki kebiasaan makan makanan yang sehat.

Bertambahnya aktivitas fisik dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit dan membantu mengatur berat badan.

Edukasi mengenai nutrisi dapat mengembangkan kesadaran anak akan nutrisi yang baik dan pola makan sehat.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi
Berikut tips yang bisa kita lakukan agar si kecil bisa lebih mudah mengadopsi pola hidup yang sehat:

  • Fokus kepada hidup sehat, bukan pada berat badan ideal. Ajarkan sikap positif terhadap makanan dan aktif beraktivitas tanpa memikirkan berat badan.
  • Fokus terhadap keluarga. Jangan bedakan anak yang mengalami kegemukan. Libatkan seluruh keluarga dalam perubahan pola makan sehat dan aktivitas fisik keluarga.
  • Susun waktu makan dan camilan setiap hari, dan biasakan untuk makan bersama sesering mungkin. Sediakan banyak pilihan makanan sehat dan berserat tinggi.
  • Berikan porsi yang sesuai kebutuhan si kecil. Jika kesulitan dalam menentukan porsi yang sesuai, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi.
  • Selalu makan dan ngemil di meja makan. Jangan biarkan anak memakan makanan atau camilan selagi mereka menonton TV. Makan di depan TV akan membuat mereka sulit merasa kenyang dan akan membiasakan mereka makan berlebih
  • Berikan makanan dengan kalori rendah dan nutrisi tinggi. Buatlah anak mengerti bahwa makanan manis dan berlemak tinggi (seperti permen, cookies, atau kue) bukanlah makanan yang dapat dikonsumsi setiap hari. Makanan tersebut dapat dikonsumsi sesekali.
  • Libatkan Anak untuk merencanakan, membeli, dan membuat makanan. Gunakan aktivitas ini untuk memahami makanan yang anak sukai, mengajarkan mengenai nutrisi, dan mendukung mereka untuk mencoba makanan yang lebih beragam.
  • Dukunglah aktivitas fisik anak. Ikutlah berpartisipasi dalam aktivitas fisik keluarga sebagai jadwal rutin seperti berjalan, naik sepeda, atau bermain bersama. Dukung anak untuk merencanakan aktivitas fisik yang akan dilakukan oleh keluarga.
  • Batasi waktu menonton, bermain video games, dan bermain komputer menjadi 1 – 2 jam sehari. Rata-rata anak di Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 24 jam seminggu untuk menonton TV. Mengurangi aktivitas tersebut dapat meningkatkan aktivitas fisik anak.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau