KOMPAS.com - Tren penurunan berat badan yang terkenal dengan sebutan "diet Cinderella" pernah menyebar di Jepang dan viral di twitter.
Metode diet ini sebenarnya sangat kontroversial dan merupakan pola diet yang tak sehat, di mana mereka yang menjalaninya terobsesi untuk memiliki berat badan bagai karakter Cinderella.
Karakter fiksi tersebut dipakai sebagai figur panutan untuk mencapai tujuan berat badan yang diinginkan.
Popularitas pola diet ini berawal dari negeri Sakura dan terus berlanjut di berbagai tempat melalui media twitter.
Intinya, orang boleh melakukan cara apapun, asal bisa mencapai berat badan seperti Cinderella.
Nah, untuk memiliki "berat badan Cinderella" itu kita harus mengalikan tinggi badannya dalam meter, lalu mengalikannya dengan angka 18.
Misalnya seseorang dengan tinggi 160 cm. Maka ia harus mendapat berat: 1,60 x 1,60 x 18 alias 46 kilogram. Perbandingan ini dianggap terlalu rendah atau terlalu kurus.
Umumnya perkalian yang disarankan adalah 20 - 22, sehingga seseorang dengan tinggi 160 cm sebaiknya memiliki berat 51,2 kg hingga 56,3 kg.
"Berat badan Cinderella" bertujuan untuk mendapatkan indeks massa tubuh di angka 18, yang dapat dikategorikan sebagai "kurus" pada skala Indeks Massa Tubuh.
Karena target yang ekstrem, tantangan Cinderella ini telah menciptakan argumen secara online mengenai apakah diet itu disukai atau tidak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.