Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Bisa Kita Pelajari dari Gaya Busana Pria Jepang

Kompas.com - 13/04/2018, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber SCMP

2. Maestro gaya elegan

Yoshihito Kinoshita adalah kepala perusahaan setelan jas Sharon, yang tokonya terletak di jantung distrik mode Tokyo, Aoyama. Hampir semua pakaiannya dibuat khusus oleh rumah mode terkenal La Vera Sartoria Napoletana. Gaya elegan yang sempurna pantas disematkan untuk Kinoshita.

"Sejak saya sering mengunjungi La Vera Sartoria Napoletana, saya mendapat inspirasi tanpa akhir dari pengrajin mereka,” katanya.

Sharon sendiri menjadi tujuan untuk pria Jepang yang ingin memiliki pakaian bergaya elegan ala Italia dan kashmir Fedeli. Karena Jepang adalah sebuah pulau, menurut Kinoshita, ini memungkinkan orang Jepang menciptakan gaya unik tersendiri.

Meskipun mudah bagi budaya mode lain untuk keluar masuk, secara geografis Jepang masih terpisah dari budaya mode konservatif Barat.

“Kami mulai memahami mode dengan cara kami sendiri, yang mengakibatkan orang-orang di luar Jepang melihat kami sebagai 'materi iklan'.  Di Sharon, kami berpikir bahwa menjadi konservatif adalah nilai inti mode, dan kami ingin berbagi nilai ini dengan lebih banyak orang Jepang,” tambahnya.

3. Ahli gaya rebel

Shunichi Mugita adalah direktur mode untuk majalah desain. Dia memulai karirnya di usia 24 tahun sebagai penulis untuk Women’s Wear Daily hampir 30 tahun yang lalu, dan telah menghadiri berbagai fashion show sejak saat itu. Kaus, gaya vintage dari Yohji Yamamoto, denim, dan Converse All-Stars adalah andalan utamanya.

“Saya menulis sejak lama, dan menghadiri acara Milan dan Paris untuk waktu yang lama, tetapi saya tidak membaca majalah pria. Itu tidak menarik buat saya. Saya suka pakaian yang mendasar dan tidak menonjol,” kata Mugita.

Namun, gaya "dasar" nya memiliki corak nonkonformis, terlihat ketika dia memasangkan mantel Prada dengan topi merchandise Coca-cola yang telah usang.

“Saya yakin orang-orang berpikir, 'Orang itu sangat bodoh dengan topi Coca-Cola-nya!' Tetapi itu sebabnya saya menyukainya,” katanya.

Menurutnya, pria Jepang bisa tampil begitu modis karena gaya mereka muncul secara alami. berbeda dengan pria dari negara lainnya, yang saat mengenakan pakaian, mereka rata-rata harus melihat petunjuk.

"Saya tidak memiliki sepasang Levi's. Sebaliknya, saya penggemar Evisu yang merupakan merek Jepang. Perusahaan ini mengalami pasang surut. Terkadang sangat modis, terkadang tidak. Saya suka Evisu ketika berada pada masa surut- saat itulah saya membelinya."

"Evisu membuat parodi Levi's dengan cat putih di saku belakang bukannya jahitan klasik - Aku suka itu!," tambahnya.

4. Gaya street syle

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com