Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2018, 07:10 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Lemak trans juga dapat menyebabkan inflamasi (peradangan) dalam tingkat sel. Ini merupakan pemicu lain dari penyakit kronis, seperti diabetes, jantung, dan sindrom metabolik.

Di beberapa negara bagian Amerika dan Eropa, pemerintahnya sudah melarang lemak trans.

Kebijakan itu membuahkan hasil positif. Menurut data, angka kunjungan pasien serangan jantung dan stroke berkurang 6,2 persen pada negara-negara yang sudah menjalankan pelarangan tersebut.

Meski begitu, jangan keliru antara lemak jenuh dan tidak jenuh, dengan lemak trans. Tubuh kita tetap membutuhkan lemak jenuh dan tidak jenuh sekitar 10 persen.

Lemak jenuh dan tidak jenuh bisa ditemukan antara lain pada telur (bersama dengan kuningnya), kacang-kacangan, alpukat, ikan berlemak, serta minyak zaitun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com