Meski hanya merupakan tanaman tepi, namun kopi tetap bisa menyokong ekonomi warga menjadi lebih baik.
Hal ini berarti, jika edukasi menanam kopi terus dilakukan secara luas. maka bisa dilakukan oleh siapa saja.
"Itu misi kami. Orang kan di sini dulu tanam jeruk tapi rusak karena hama lalat buah dan biaya penanggulangannya sangat mahal, jadi akhirnya kopi sebagai alternatif," tuturnya.
Menanti 'Art In A Cup' Lainnya...
Senior GM Corporate PR & Communication Starbucks Indonesia, Andrea Siahaan mengaku baru mengetahui bahwa dampak program tersebut bisa sampai hingga daerah di luar Sumatra Utara. Sebab, daerah Sumut memang baru menjadi target awal Starbucks.
Melihat dampak positif yang cukup luas, Starbucks mempertimbangkan program sejenis 'Art In A Cup' untuk semakin mendukung kemajuan para petani kopi.
Tak mesti tahun depan, namun program tersebut bisa jadi dilakukan dalam waktu dekat.
"Tidak harus 'Art In A Cup', mungkin ada program lain yang bisa kita teruskan ke FSC," kata Andrea.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.