Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, Diperbarui 09/09/2022, 05:10 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratu Elizabeth II telah memegang takhta selama 70 tahun. Ia adalah pemilik tampuk kekuasaan terlama.

Namun, apa yang terjadi jika seandainya wanita 96 tahun ini meninggal dunia?

Laman Independent memberitakan, saat Ratu wafat, maka akan dilaksanakan operasi yang dijuluki London Bridge.

Ini adalah kode rencana yang akan digelar selama beberapa hari setelah Ratu Elizabeth II mangkat.

Rencana ini telah disusun secara hati-hati sejak tahun 1960an.

Lalu, bagaimanakan prosesi 'Operasi London Bridge' tersebut?

Saat ratu meninggal, Perdana Menteri Inggris akan mendapatkan kabar ini melalui sekretaris pribadi ratu, Sir Christopher Geidt, sebelum kabar ini dirilis untuk publik.

PM akan menginformasikan kabar duka ini untuk 15 negara dan 36 negara persemakmuran Inggris.

Baca juga: Hal-hal yang Harus Dilakukan Trump ketika Bertemu Ratu Elizabeth...

Secara historis, kantor berita BBC selalu diberi kabar pertama tentang kematian anggota kerajaan sebelum media lainnya.

Namun, saat ini pengumuman tersebut akan disiarkan kepada media dunia melalui kantor berita seperti Press Association.

Jika kematian sang Ratu telah diprediksi, misalnya Ratu dalam keadaan tak sehat, kabar ini akan disiarkan melalui saluran televisi utama ini.

Ketika semua saluran BBC menyiarkan kabar ini, saluran independen lainnya mungkin akan melakukan hal yang sama.

Cara penyiar menyampaikan kabar ini juga menjadi hal penting, misalnya detil kecil seperti pakaian mereka ketika melakukan tugasnya juga berada di bawah pengawasan publik.

Baca juga: 9 Makanan yang Tak Akan Pernah Disantap Ratu Elizabeth II

Pada peristiwa di tahun 2002, misalnya, Peter Sisson dari BBC mendapat kritik keras dari publik ketika memakai dasi merah saat mengumumkan kematian ibu suri Kerajaan Inggris.

Semua pembawa berita harus memakai dasi hitam saat mengumumkan kematian anggota kerajaan.

Pembawa berita juga harus melakukan gladi bersih sebelum mengumumkan kematian sang Ratu.

Ini dilakukan untuk memastikan kesiapan mereka. Berita kematian juga sudah dipersiapkan sebelumnya, seperti sejumlah film dan dokumenter yang telah direkam.

Para pilot juga mengumumkan berita duka ini dalam penerbangan mereka.

Baca juga: Gemari Alkohol dan Klub Arsenal, Ini 10 Fakta tentang Ratu Elizabeth

Lalu, apa yang terjadi setelah itu?

Kemungkinan besar semua aktivitas akan terhenti ketika datang kematian seorang raja.

Misalnya, ketika George VI meninggal di tahun 1952, BBC berhenti menyiarkan acara komedi sampai pemakaman usai.

Pada hari itu, kemungkinan sebagian besar pekerja Inggris akan pulang lebih awal.

Juga akan ada periode berkabung selama 12 hari. Selama waktu itu, jenazah Sang Ratu akan dipindahkan ke Istana Buckingham jika ratu tidak meninggal di sana.

Waktu tersebut juga digunakan untuk menyiapkan pemakaman kenegaraan yang dipimpin oleh Uskup Agung dari Canterbury.

Seluruh rakyat Inggris juga akan mengibarkan bendera setengah tiang.

Ketika hari pemakaman, sebagian besar Bank di Inggris dan bursa saham London stock Exchange akan ditutup.

Hari pemakanan dan penobatan raja berikutnya akan menjadi hari libur nasional.

Memang hal ini menimbulkan kekhawatiran munculnya kerugian ekonomi. Namun, sulit untuk mengetahui sebelum hal tersebut terjadi.

Baca juga: Gaya Meghan Markle Saat Hadiri Pertemuan dengan Ratu Elizabeth

Yang terjadi pada jenazah Ratu

Peti mati Sang ratu akan berada di Westminster Hall selama empat hari agar masyarakat bisa memberi penghormatan.

Lebih dari 200.000 orang memberi penghormatan kepada Ibu Suri ketika tubuhnya dibaringkan di sana.

Dan, saat kematian Ratu Elizabeth II tiba, diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat.

Setelah itu, jenazah Ratu akan dimakamkan di kapel St George, Istana Windsor, tempat ibu suri dan ayahnya, Raja George VI, dimakamkan.

Penobatan raja baru

The Prince of Wales alias Pangeran Charles secara otomatis akan menjadi raja setelah kematian Sang Ratu.

Ia juga akan memberi pidato saat malam kematian Ratu Elizabeth II. Istrinya, Camilla Parker akan mendapat gelar Ratu.

Baca juga: Pengeluaran Pangeran Charles untuk Busana Keluarga Kerajaan

Pangeran Charles juga dapat memilih untuk mengubah namanya saat naik takhta.

Bangsawan dapat memilih salah satu dari nama yang diberikan. Dengan kata lain, ia bisa memilih untuk mendapat sebutan sebagai Raja Arthur, Philip, atau George.

Jika ia memilih untuk mempertahankan namanya, ia akan mendapat sebutan Raja Charles III.

Penobatan Pangeran Charles akan berlangsung beberapa bulan setelah pemakaman Sang Ratu.

Kemungkian besar, The Duke of Cambridge atau Pangeran William akan berganti gelar menjadi Pangeran Wales.

 Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Beri Penghormatan untuk Ratu Elizabeth

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau