Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 14 Agustus 2018, 13:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesepian ternyata bisa menyebabkan peningkatan jumlah orang tua yang menderita kelaparan dan kekurangan gizi.

Berdasarkan riset, epidemi kesepian mengakibatkan banyak orang makan sendirian. Dan, hampir 1,2 juta orang berusia di atas 75 tahun mengalaminya.

Hampir seperlima orang berusia di atas 75 tahun wafat setelah tiga bulan atau lebih hidup tanpa seseorang untuk makan bersama.

Dan, satu dari 10 orang mengaku mereka kurang nafsu makan karena tak ada teman untuk makan bersama.

Baca juga: Sering Makan Sendirian Bisa Membunuhmu Perlahan

Dilansir dari laman Express, riset ini dilakukan oleh pusat penelitian penuaan dan dementia, Bournemouth University, Inggris.

Survei dilakukan terhadap 1.013 orang berusia di atas 50 tahun. Hasil survei menemukan lebih dari seperempat orang berusia 75 tahun percaya mereka tidak membutuhkan makanan sebanyak dulu.

Sekitar 20 persen orang memasak makanan mereka sendiri dan lebih dari sepertiga secara teratur melewatkan waktu makan, dengan sembilan persen melakukannya setiap hari.

Sekitar 1,3 juta orang yang lebih tua di Inggris kekurangan gizi atau berisiko malnutrisi. Menurut lapioran NHS, fenomena ini menghabiskan biaya sekitar 19 miliar pondsterling atau Rp 354 triliun per tahun.

Baca juga: Ternyata, Makan Sendirian Pangkal Ketidakbahagiaan Terbesar...

Profesor Jane Murphy, selaku periset, mengatakan selama ini orang menganggap penurunan berat badan dan menjadi lemah adalah hal wajar terjadi pada orang berusia lanjut. Namun, semua itu tak selamanya benar.

"Malnutrisi sebagian besar dapat dicegah dan diobati, namun masalah yang terus berkembang pada populasi yang menua ini sering dibayangi oleh masalah kesehatan obesitas," paparnya.

Caroline Abrahams, direktur amal di Age UK, badan amal yang berfokus pada orang-orang berusia lanjut, mengatakan banyaknya orang lanjut usia yang makan sendirian adalah hal yang memilukan.

Baca juga: Kesepian, Fenomena Kekinian yang Menghantui Kehidupan

"Kita yang menikmati makanan bersama orang lain memiliki salah satu kesenangan sederhana dalam hidup," kata dia.

Hingga saat ini masih banyak masalah kekurangan gizi dan dehidrasi pada orang lanjut usia. Hal ini sering tidak disadari oleh orang tua, keluarga atau profesional perawatan kesehatan.

"Risiko kurang gizi meningkat secara signifikan seiring bertambahnya usia dan semakin diperumit oleh asumsi yang salah bahwa turunnya berat badan adalah bagian normal dari proses penuaan," tambahnya.

Para ahli mengatakan kesepian, isolasi dan depresi mengakibatkan orang berusia lanjut kehilangan motivasi makan dan memasak untuk diri mereka sendiri.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau