Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosmetik Natural Tak Selalu Alami, Apa Alasannya?

Kompas.com - 25/10/2018, 10:10 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

"Ketika sebuah bahan sebetulnya alami namun dicampurkan dengan bahan kimia, apakah masih bisa dikatakan alami? Atau apakah produk tersebut sudah diproses begitu banyak hingga tak lagi alami?" kata Nneka Leiba, direktur program hidup sehat Environmental Working Group’s (EWG).

Baca juga: Memahami Beda Produk Natural dan Organik Skincare

Menemukan produk alami ternyata tak semudah membaca label pada kemasan. Hal ini berbeda dengan makanan.

Untuk makanan, tanaman memproduksi sebuah produk jadi yang bisa dimakan langsung. Tidak bagi kosmetik. Kosmetik harus tetap diproses agar bisa digunakan.

"Tak seperti makanan, tidak ada tanaman sampo, sabun atau lipstik," kata Romanowski.

Jika kamu khawatir produk yang digunakan alami atau tidak, bacalah label bahan yang tertera lalu mencari informasi tentang bahan yang tidak kamu ketahui. Misalnya, bahan yang penyebutannya pun sudah sulit.

Bahkan bahan alami pun terkadang masih sulit diidentifikasi. Montmorillonite, misalnya, adalah salah satu tipe clay alias tanah liat.

Natural pun tidak selalu baik untuk kita. Menurut Leiba, ada miskonsepsi di masyarakat bahwa produk alami berarti aman bagi kita. Padahal, tidak selalu begitu.

Ia mencontohkan poison ivy atau arsenik juga merupakan bahan alami, namun bukan berarti produk itu bisa aman digunakan di wajah.

Beberapa produk kecantikan juga menggunakan bahan pengawet. Paraben dan methylisothiazolinone adalah dua bahan pengawet yang secara umum harus dihindari karena terkait dengan kekacauan hormon dan peradangan kulit.

Meski begitu, Leiba mengingatkan bahwa konsumen harus memastikan produk yang digunakan mengandung pengawet yang cukup. Sebab, akan ada risiko produk itu jadi tempat tumbuhnya bakteri ketika bahan pengawet tersebut berkurang.

Untuk produk wajah, misalnya, pertumbuhan bakteri bisa menyebabkan infeksi mata atau yang parah bisa menyebabkan buta.

Bagaimana dengan istilah "organik"?

Ada empat kategori organik yang didefinisikan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

  1. Wajib 100 persen organik: produk harus mengandung hanya bahan-bahan bersumber alami, tidak diproses menggunakan pupuk maupun pestisisda selama setidaknya tiga tahun sebelum panen.
  2. Organik: produk harus mengandung 95 persen bahan alami.
  3. Dibuat dengan bahan alami: produk harus mengandung 70 persen bahan alami.
  4. Menggunakan bahan organik: mengandung kurang dari 70 persen bahan organik namun tetap menggunakan bahan organik.


Produk organik memiliki banyak manfaat. Misalnya, tak mengandung residu pestisida sehingga memberi dampak positif bagi lingkungan dan kesehatan pekerjanya. Produk semacam ini juga umumnya lebih aman untuk pemilik kulit sensitif dan alergi.

Namun, Romanowski menyarankan agar mereka yang ingin membeli produk alami tak berekspektasi terlalu tinggi terhadap kualitas kerja produk tersebut.

Sebab, produk kosmetik alami menurutnya tak bekerja secepat standar kosmetik.

Pada akhirnya, gunakanlah yang menurutmu terbaik untuk diri sendiri. Hal terpenting adalah riset sebelum membeli produk kecantikan dan perawatan kulit. Lihatlah bahan-bahannya dan cari tahu apakah bahan tersebut alami atau organik.

Jangan ragu berkonsultasi dengan dermatolog jika kamu menemukan keraguan.

Baca juga: Hati-hati, Ada Dampak Buruk dari Kebiasaan Gonta-ganti Skin Care

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com