KOMPAS.com - Jika selama ini industri mode nampak didominasi oleh wanita, pengamat mode justru berpendapat sebaliknya.
Eugene Rabkin, pendiri majalah fesyen pria StyleZeitgeist, mengatakan industri mode masa depan akan didominasi oleh pria.
Ini terlihat dari beberapa fenomena dalam fesyen, di mana pria mulai memiliki peranan penting dalam label fesyen ternama.
Lihatlah Virgil Abloh yang bergabung dengan Louis Vuitton, atau Kim Jones yang memutuskan untuk mengabdikan diri pada label Dior.
Perancang dan fotografer Hedi Slimane juga bekerja untuk Celine dengan menciptakan lini busana pria.
Di waktu yang sama, Jun Takahashi dari UNDERCOVER, mengumumkan dia akan 'pensiun' menciptakan pakaian wanita di catwalk Paris dan akan beralih untuk busana pria.
Tahun lalu, Louis Vuitton dan Supreme berhasil menciptakan kolaborasi paling menarik dengan menciptakan busana pria.
Baca juga: Menguak Rahasia Supreme, dari Toko Kecil hingga Jadi Ikon Global
Dari sisi pemasaran, beralihnya konsep "Now Buy Now" menuju "drop model" dikalibrasi ulang oleh Burberry di bawah Ricardo Tisci.
Metode penjualan produk ini diadopsi dari streetwear yang juga dipelopori oleh orang-orang seperti Hiroshi Fujiwara dan Nigio dari Bathing Ape.
Dari mereka, konsep terebut diadaptasi di barat oleh Supreme. Kesuksesan Supreme telah membuat iri setiap rumah mode mewah.
Setiap kali ada produk baru dari yang dirilis, para pria muda rela antre berjam-jam untuk mendapatkannya.
Jarang sekali terlihat wanita dalam atrian tersebut, meski masih terlihat mode wanita unggul sekitar 50 persen.
Riset yang diterbitkan tahun ini oleh Euromonitor, sebuah perusahaan riset pasar, menunjukkan sejak tahun 2009 mode busana pria telah mengungguli wanita.
Baca juga: Filosofi Kopi Luncurkan Koleksi Fesyen Streetwear
Ini bukan lagi hal baru. Pakaia pria saat ini memang memiliki pengaruh yang besar.