Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Membandingkan Anak dengan Anak Lain, Apa Alasannya?

Kompas.com - 19/12/2018, 15:50 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membandingkan anak dengan anak lainnya seringkali tak terhindari. Apalagi di era media sosial ini dimana banyak orang mengunggah momentum kebahagiaannya bersama anak.

Pembandingan tersebut ternyata tidak baik bagi psikologis ibu maupun anak. Bagi ibu, pembandingan seringkali mengakibatkan mereka asal mencontoh apa yang dianggapnya baik dari media sosial.

Padahal, pola asuh anak merupakan hal yang personal sehingga berbeda bagi setiap anak.

"Mencontoh enggak masalah, tapi bisa jadi membuat orang tidak percaya diri. Misalnya, ASI orang lain kok bisa banyak sedangkan saya enggak lalu ASI jadi tidak keluar."

Hal itu diungkapkan oleh Psikolog klinis Liza M. Djaprie pada acara perayaan hari ibu bersama Mothercare di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).

Liza menambahkan, beberapa penelitian mengatakan bahwa perempuan yang menjadi ibu saat ini sangat mudah mengalami stres. Angkanya bisa mencapai 50 persen untuk ibu di perkotaan maupun pedesaan.

Sementara pria atau ayah hanya sekitar 39 persen dan kerap dikaitkan dengan faktor finansial karena berperan sebagai pencari nafkah. Sedangkan ibu kerap dikaitan dengan anak. Maka tak jarang ketika anak berbuat sesuatu, sang ibu adalah sosok pertama yang akan dianggap bertanggungjawab.

Psikolog Liza Djaprie pada acara perayaan hari ibu bersama Mothercare di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018). KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Psikolog Liza Djaprie pada acara perayaan hari ibu bersama Mothercare di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).
Membandingkan bukanlah hal yang sepenuhnya dilarang. Ketika perbandingan tersebut memunculkan sebuah masukan atau kritik membangun, hal itu justru bisa membuat seorang anak menjadi lebih baik.

Perbandingan juga perlu disampaikan dengan "bungkus" yang serapi mungkin kepada anak. Jangan sampai anak justru merasa terbebani dan tertekan karena orangtuanya membandingkan dirinya dengan anak lain.

"Lebih baik langsung sampaikan kekurangannya apa. Karena sering mendengar perbandingan bisa memengaruhi kepercayaan diri mereka," tutur ibu empat anak itu.

Misalnya, ketika anak tidak berhasil menyelesaikan target sesuai usia sekolah, maka sebaiknya anak dibimbing dan disemangati untuk menjadi lebih baik.

"Jadi lebih baik ke materinya langsung," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com