Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2019, 15:15 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini, diet rendah karbohidrat tengah tren dan menjadi salah satu yang diminati.

Namun, penelitian baru yang dilakukan oleh Slimming World mengungkapkan, orang-orang yang mengikuti diet jenis ini tidak menyadari pilihannya justru dapat merusak kesehatan.

Dilansir dari laman Express, penelitian oleh YouGov menemukan, ada 37 persen dari 2.103 responden yang mencoba menurunkan berat badan mencoba mengikuti diet rendah karbohidrat.

Diet rendah karbohidrat, satu di antaranya diet Keto, mengharuskan orang mengurangi atau menghindari konsumsi karbohidrat, seperti kentang, pasta, nasi dan roti.

Padahal, bukti ilmiah oleh WHO menunjukkan, karbohidrat sebenarnya harus menjadi bagian dari menu makanan sehat dan seimbang dalam rencana penurunan berat badan.

Sayangnya, 66 persen dari peserta survei mengatakan, mereka mengetahui diet rendah karbohidrat lebih baik untuk menurunkan berat badan.

Baca juga: 6 Aturan Aman Menjalani Diet Rendah Karbohidrat

Sementara itu, 35 persen mengatakan mereka mendengar bahwa tidak mungkin menurunkan berat badan tanpa memotong karbohidrat dari makanan.

Ketika ditanya apakah karbohidrat harus menjadi sumber utama kalori dalam makanan yang sehat dan seimbang, 81 persen berpikir ini adalah mitos atau tidak yakin apakah itu mitos atau fakta.

Hanya 19 persen peserta yang memahaminya sebagai fakta.

Selain itu, 46 persen dari mereka yang disurvei mengaku mendengar 'buah penuh gula harus dihindari', 30 persen mengaku mendengar 'semua karbohidrat buruk', dan 31 persen mengaku mendengar 'karbohidrat tidak penting untuk menu makanan seimbang yang sehat'.

Ilustrasi diet ketoThitareeSarmkasat Ilustrasi diet keto

"Ada kesalahpahaman yang mendalam bahwa orang harus menghindari karbohidrat ketika mereka mencoba menurunkan berat badan," kata Dr Jacquie Lavin, kepala Nutrisi dan Penelitian di Slimming World.

"Di sisi lain, kenyataannya adalah karbohidrat memainkan peran penting baik dalam diet sehat dan penurunan berat badan yang berkelanjutan--dan kerancuan soal karbohidrat saat ini memicu masalah obesitas di Inggris."

Lavin melanjutkan, diet untuk membantu penurunan berat badan harus sehat dan seimbang.

Baca juga: Berapa Banyak Konsumsi Karbohidrat jika Ingin Berat Badan Turun?

Selain itu, diet tersebut harus memberikan orang kebebasan dan fleksibilitas untuk menikmati keseimbangan protein, karbohidrat, dan lemak yang sehat.

Terpenting, diet harus berkelanjutan untuk jangka panjang--tanpa kekurangan atau memotong kelompok makanan utuh.

Slimming World juga mencatat banyak responden menemukan diet rendah karbohidrat sulit untuk diikuti karena merasa terbatas pada apa yang bisa mereka makan hingga sering merasa lapar.

Sekitar 46 persen peserta yang mencoba diet rendah karbohidrat mengatakan mereka sering mengalami kelaparan, sehingga membuat mereka merasa tidak mampu mempertahankan usaha menurunkan berat badan.

"Seperti yang ditemukan penelitian kami, diet rendah karbohidrat sulit untuk diikuti. Jadi, jika kamu ingin menurunkan berat badan tahun baru ini, dan mempertahankannya, hindari diet rendah karbohidrat," sara Lavin.

ilustrasi karbohidrat kompleksrobynmac ilustrasi karbohidrat kompleks
Menurut Slimming World, ada semakin banyak bukti yang membuktikan makanan yang mengandung protein dan karbohidrat jauh lebih memuaskan daripada makanan yang tinggi lemak.

Makanan padat rendah energi (makanan yang memiliki kalori lebih sedikit per gram), termasuk karbohidrat seperti pasta, nasi dan kentang, sebenarnya memungkinkan orang untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih besar dan menghindari kelaparan sambil mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.

Menurut Lavin, masalah obesitas tidak sekadar berdampak pada diri sendiri, juga layanan kesehatan nasional di Inggris. 

"Apa yang dibutuhkan orang adalah bantuan dan saran untuk menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Menyarankan orang yang kelebihan berat badan untuk mengikuti diet rendah karbohidrat, yang kita tahu tidak berkelanjutan dan berpotensi memotong sekelompok makanan yang penting untuk diet seimbang yang sehat, sama-sekali tidak bertanggung jawab," ujar Lavin.

Hal itu, lanjut Lavin, justru membuat orang gagal dan cenderung membuat mereka berjuang dengan perasaan bersalah dan rendah diri, serta berpotensi menaikan kembali berat badan.

"Untuk mengakhiri lingkaran setan ini, sangat penting bagi kita untuk berhenti menjelekkan karbohidrat dan memberikan orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dengan informasi yang akurat, di samping dukungan efektif untuk menjaga diet yang sehat, fleksibel dan berkelanjutan," kata Lavin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com