Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 10/10/2022, 14:12 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Dengan membatasi asupan makanan pada jendela waktu tertentu, kamu memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan manfaatnya sangat luar biasa.

Termasuk memberikan waktu bagi tubuh untuk menyembuhkan resistensi insulin.

Faktanya, sejumlah studi mengaitkan intermittent fasting dengan peningkatan metabolisme dan penurunan resistensi insulin.

Baca juga: Diet Intermittent Fasting Diklaim Atasi Diabetes

Sebuah studi mempelajari tiga pasien berbeda dengan usia yang juga berbeda, ketiga pasien didiagnosa dan sedang menjalani masa pengobatan diabetes tipe 2 selama 10 tahun.

Semua pasien diminta menjalankan pola makan rendah karbohidrat (seperti keto) dengan kombinasi 3x24 jam puasa per minggu.

Di akhir masa percobaan, tidak hanya bisa menurunkan berat badan, para pasien juga tidak perlu melanjutkan pengobatan insulin mereka.

Periode puasa juga bisa membantu meningkatkan gejala autoimun dengan mengembalikan keseimbangan sistem imun dan menurunkan inflamasi, yang juga bisa membantu kasus diabetes tipe 1.

Ada banyak pola intermittent fasting yang bisa dijalankan, tergantung pengalaman dan jadwal pribadimu.

Salah satu pola favorit William adalah jendela makan 8-6. Pada pola ini, kita hanya makan antara pukul 08.00-18.00, pada waktu sisanya kita berpuasa.

Ada pula pola 12-6, di mana kita hanya makan di antara pukul 12.00-18.00. Waktu puasa meningkat menjadi 14-18 jam.

Ada pula pola "advance" dengan pola satu hari makan, diikuti satu hari berpuasa penuh.

Masih ingin mencoba yang lebih tinggi? Ada pola "super advance" yaitu one meal one day (OMAD)" atau satu hari satu makanan.

3. Diet Paleo


Bagi kalian yang baru memulai perjalanan gaya hidup sehat, diet paleo bisa menjadi titik awal yang baik.

Paleo fokus pada makan bersih dan alami, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan tangkapan liar, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak sehat.

Selain itu, pola ini pun mengeliminasi susu, biji-bijian utuh, makanan dan gula olahan, serta legum.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com