Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Diet Terbaik untuk Gula Darah yang Seimbang...

Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda, termasuk dalam urusan gula darah.

Seorang praktisi kedokteran fungsional, William Cole melihat ada banyak orang yang memiliki masalah gula darah akibat makanan yang dikonsumsinya.

Ia lantas menguraikan sejumlah pola makan yang cenderung baik untuk orang-orang yang ingin gula darahnya berada dalam kondisi seimbang.

1. Diet keto

Diet keto fokus pada makanan tinggi lemak, moderat-protein, dan karbohidrat rendah, serta bisa menyembuhkan berbagai macam masalah kesehatan.

Salah satunya adalah masalah menyeimbangkan gula darah yang tidak terkontrol.

Melalui transisi membakar gula hingga membakar lemak, tubuh tidak akan lagi bergantung pada glukosa untuk menghasilkan energi.

Tubuh akan mendapatkan energi dari keton, produk yang dihasilkan dari pembakaran lemak.

Energi dari keton tidak hanya tahan lama, hal ini juga membuat tingkat gula darah kembali ke tingkat normal.

Sejumlah studi menunjukkan, diet keto bisa menurunkan tingkat insulin, mengurangi inflamasi dan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin.

Kondisi tersebut bisa membantu fungsi tubuh kembali seperti semula.

Penelitian juga menunjukkan, gejala diabetes tipe 2 bisa dibalikkan setelah menjalankan diet keto selama 10 minggu.

Diet keto bisa dijalankan bersama diet lainnya. Namun terlebih dulu harus dikalkulasi rasio dan perencanan makanan tentang mana yang boleh dan tidak boleh dimakan.

Bahkan, mereka yang menghindari daging dan produk susu juga bisa menjalankan diet keto dengan makanan berbasis tanaman.

Dengan membatasi asupan makanan pada jendela waktu tertentu, kamu memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan manfaatnya sangat luar biasa.

Termasuk memberikan waktu bagi tubuh untuk menyembuhkan resistensi insulin.

Faktanya, sejumlah studi mengaitkan intermittent fasting dengan peningkatan metabolisme dan penurunan resistensi insulin.

Sebuah studi mempelajari tiga pasien berbeda dengan usia yang juga berbeda, ketiga pasien didiagnosa dan sedang menjalani masa pengobatan diabetes tipe 2 selama 10 tahun.

Semua pasien diminta menjalankan pola makan rendah karbohidrat (seperti keto) dengan kombinasi 3x24 jam puasa per minggu.

Di akhir masa percobaan, tidak hanya bisa menurunkan berat badan, para pasien juga tidak perlu melanjutkan pengobatan insulin mereka.

Periode puasa juga bisa membantu meningkatkan gejala autoimun dengan mengembalikan keseimbangan sistem imun dan menurunkan inflamasi, yang juga bisa membantu kasus diabetes tipe 1.

Ada banyak pola intermittent fasting yang bisa dijalankan, tergantung pengalaman dan jadwal pribadimu.

Salah satu pola favorit William adalah jendela makan 8-6. Pada pola ini, kita hanya makan antara pukul 08.00-18.00, pada waktu sisanya kita berpuasa.

Ada pula pola 12-6, di mana kita hanya makan di antara pukul 12.00-18.00. Waktu puasa meningkat menjadi 14-18 jam.

Ada pula pola "advance" dengan pola satu hari makan, diikuti satu hari berpuasa penuh.

Masih ingin mencoba yang lebih tinggi? Ada pola "super advance" yaitu one meal one day (OMAD)" atau satu hari satu makanan.

Paleo fokus pada makan bersih dan alami, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan tangkapan liar, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak sehat.

Selain itu, pola ini pun mengeliminasi susu, biji-bijian utuh, makanan dan gula olahan, serta legum.

Dengan mengeliminasi makanan yang dianggap sebagai pelonjak gula darah, maka pola makan ini bisa membantu menstabilkan tingkat gula darah.

Mereka yang menjalankan diet paleo mampu secara signifikan menurunkan tingkat glukosa dibandingkan mereka yang menjalankan diet diabetik konvensional.

Hal ini tertuang dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada Cardiovascular Diabetology.

Diet diabetik tradisional cenderung lebih fokus pada makanan yang dieliminasi pada diet paleo, seperti biji-bijian utuh, produk susu, legum, serta sayuran umbi-umbian.

Diet tersebut juga rendah lemak.

4. AIP (Autoimmune Protocol)

Menganut prinsip sama seperti diet paleo, AIP cenderung sedikit lebih ketat dalam mengeliminasi makanan tambahan.

Musalnya telur, kacang-kacangan dan biji-bijian, sayuran nightshade, serta rempah-rempah.

Beberapa contoh sayuran nightshade di antaranya kentang, tomat, paprika, cabai, dan lainnya.

Makanan-makanan tersebut bisa menjadi stimuli imun bagi beberapa orang.

Nah, mereka dengan masalah gula darah autoimun -seperti diabetes tipe 1 dan tipe 1,5, justru mendapatkan manfaat dengan mengeluarkan makanan-makanan tersebut dari pola makan mereka.

Studi tentang efek diet AIP terhadap gula darah masih terbatas.

Namun, karena makanan yang dihilangkan sama seperti diet paleo, maka diet ini diasumsikan juga memiliki manfaat yang sama.

Tentu saja diet lain mungkin bisa turut menyeimbangkan gula darah.

Namun dari praktik yang dijalankan oleh William, empat pola diet inilah yang dianggap terbaik untuk keseimbangan gula darah.

Selamat mencoba!

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/02/12/085824320/4-diet-terbaik-untuk-gula-darah-yang-seimbang

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com