Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2019, 09:25 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber menshealth

Namun menurut Dr. Metzl, gagasan tersebut sepenuhnya salah. Faktanya, riset menunjukan pelari memiliki peluang lebih kecil terkena osteoartritis.

Menurut Dr. Metzl, gerakan saat berlari dapat memperkuat lutut dan pinggul. Lari juga memperkecil tekanan pada sendi.

Riset juga menunjukan, lari dapat menurunkan bahan kimia penyebab inflamasi yang mengakibatkan penyakit sendi degeneratif.

Baca juga: Hari Tidur Sedunia 2018, Pentingnya Tidur bagi Sendi Kehidupan

5. Memperkecil risiko kanker

Dr. Metzl mengatakan, olahraga teratur dapat mengurangi risiko sekitar 13 jenis kanker.

Secara khusus, olahraga lari terbukti ampuh mengurangi risiko diagnosis baru dan meningkatkan prognosos penderita kanker.

Riset yang diterbitkan dalam Medicine & Science in Sports & Exercise membuktikan, mereka yang melakukan olahraga lari memiliki risiko 61 persen lebih rendah untuk terkena kanker, ginjal.

Bahkan, risiko terkena semua penyakit tersebut bisa diminimalisir lebih besar dengan melakukan olahraga lari lebih sering.

Riset dalam Journal of Cancer turut membuktikan, lari secara teratur membuay wanita dengan kanker payudara memiliki risiko lebih rendah meninggal akibat penyakit tersebut.

Lari juga mampu mengurangi risiko kematian akibat kanker otak. Sayangnya, para ilmuwan masih berusaha menemukan hubungan yang tepat antara lari dan risiko tersebut.

Namun, mereka menyakini bahwa mengurangi kadar hormon esterogen dan insulin pasa pelari reguler memberi dampak besar dalam hal ini.

Teori lain yang didukung oleh penelitian pada hewan menyatakan, epinefrin yang dilepaskan sambil berlari merangsang produksi sel kekebalan pembunuh alami.

Baca juga: 3 Manfaat Minum Kopi untuk Kesehatan Otak

6. Memperlambat proses penuaan

Tak sekadar meningkatkan harapan hidup, lari membuat kita mampu memperkuat kondisi kesehatan. Dalam istilah medis, ini disebut dengan kompresi morbiditas.

Dalam riset yang dilakukan selama 21 tahun, pelari memiliki skor lebih tinggi dalam tes yang terkait dengan fungsi keteraturan harian daripada mereka yang nonpelari.

Berlari juga mampu menghambat proses penuaan. Riset 2018 yang diterbitkan dalam European heart Journal membuktikan, latihan ketahanan - termasuk berlari - meningkatkan produksi enzim yang tisebut telomerase.

Berlari juga mampu meningkatkan panjang telomer, sekuens DNA yang menutup kromosom dan melindungi sel dari penurunan karena faktor usia.

Baca juga: Manfaat Berolahraga Lari Sambil Mendengarkan Musik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com