Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2019, 09:39 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Ditemukan, 45 persen dari mereka yang berolahraga dalam kelompok yang diawasi tidak lagi memenuhi kriteria mengalami depresi berat.

Lalu, ada 40 persen dari yang berolahraga di rumah, dan 47 persen dari peminum obat, serta 31 persen dari peminum pil plasebo, yang tak lagi depresi.

Dari studi kecil itu dapat terlihat, mereka yang melakukan olahraga berkelompok mengalami dampak yang hampir sama dengan mereka yang menggunakan antidepresan. 

Baca juga: Sering Kelelahan Bisa Jadi Gejala Depresi

Psikolog di Universitas Duke yang ikut menulis makalah itu, James Blumenthal mengatakan, ada sejumlah penelitian -seperti penelitiannya, yang mendukung gagasan bahwa olahraga bermanfaat dalam mengobati depresi.

Namun, kata Blumenthal, tak ada uji klinis multicenter yang besar dalam penelitian itu, --seperti kebiasaan pada studi obat yang didanai oleh perusahaan farmasi.

Selain itu, ada juga masalah dengan desain eksperimen. Demikian kata Chad Rethorst, peneliti di Southwestern Medical Center, Universitas Texas.

"Apa kondisi kontrol perbandingan? Pil plasebo mencegah orang mengetahui apakah mereka mendapatkan obat atau tidak, sehingga sulit untuk membuat mereka berolahraga," kata dia.

Kendati demikian, sejumlah ilmuwan telah menggabungkan hasil dari banyak studi kecil untuk melihat apakah efek keseluruhan.

Hasil dari penelitian tersebut, umumnya menemukan efek kecil hingga sedang dari olahraga, terhadap pengobatan depresi.

Lalu, bagaimana bukti itu diterjemahkan ke dunia nyata?

Tidak semua orang

"Penanganan untuk depresi bekerja untuk beberapa orang, tetapi tidak untuk semua orang," kata Blumenthal.

Hal yang sama pun berlaku untuk beragam pengobatan medis, terapi bicara, dan olahraga itu sendiri.

Pasien yang depresi -secara natural, tidak termotivasi, kata Rethorst. Kondisi itu mengakibatkan mereka menjadi Sulit untuk melakukan aktivitas baru yang menantang.

Praktisi kesehatan mental -selama ini, mungkin menyebutkan olahraga sebagai salah satu alternatif penyembuhan untuk pasien mereka.

Baca juga: Kesepian Picu Berbagai Penyakit, dari Depresi hingga Kematian Dini

Tetapi, toh tetap tidak dapat diukur berapa dari mereka yang benar-benar "meresepkan" olahraga sebagai pengobatan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com