Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2019, 09:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber DMarge

Menurut peneliti, orang dengan tingkat intelegensi lebih rendah dapat menikmati kehidupan kontemplatif dan tantangan kognitif yang baik.

Sebaliknya, orang dengan tingkat intelegensi tinggi tidak suka menggunakan otak mereka dengan cara yang menantang.

Lalu, apa yang sebenarnya membuat seseorang memiliki sifat pemalas?

Menurut McElroy, kepercayaan pada motivasi sederhana adalah faktor kunci dalam aktivitas fisik seseorang.

Seseorang bisa milih aktivitas fisik yang lebih lama untuk menghindari tugas mental yang menantang.

Misalnya, kita lebih memilih melakukan olahraga lari selama 10 menit untuk menghindari mengerjakan tugas laporan sebanyak 20 halaman.

Baca juga: Bukan Pemalas, Susah Bangun Pagi Memang Bawaan Gen

Penelitian ini pun mengimbau agar masyarakat tidak menilai mereka yang suka bersantai dengan pandangan negatif.

"Meski tampak malas, atau dipandang sebagai pemalas oleh orang lain, bisa jadi mereka sebenarnya terlibat dalam beberapa jenis pemikiran tingkat tinggi," kata McElroy.

Di sisi lain, gaya hidup malas ini memang berisiko pada kesehatan, dan semua orang tahu jika ini perlu tindak lanjut.

"Mereka sadar akan hal itu, tetapi dengan cara yang sama, jika mereka terlibat dalam kegiatan berpikir dan berpikir, mereka biasanya tidak bergerak," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com