Mossman mengatakan, menggunakan steroid mungkin membuat pria terlihat lebih menarik tetapi bisa mengubahnya menjadi "evolusi yang tak berguna".
“Mereka berusaha terlihat sangat gagah, terlihat seperti puncak evolusi. Tetapi mereka membuat diri mereka sangat tidak layak dalam pengertian evolusi," ucapnya.
Meski terlihat lebih gagah, Mossman mengatakan, para pria pemakai stereoid sama sekali tidak memiliki sperma dalam ejakulasi yang dialaminya.
Penggunaan steroid anabolik telah menjadi salah satu penyebab utama faktor infertilitas pria yang dapat dicegah.
Phil Harris, konsultan ginekolog, mengatakan semakin banyak pria yang tidak menyadari kerusakan yang disebabkan oleh steroid anabolik terhadap kesehatan dan kesuburan mereka untuk jangka panjang.
Baca juga: Kebiasaan Tidur Larut Malam Bisa Merusak Kualitas Sperma
"Kami menyarankan siapa pun yang ingin memulai keluarga, sekarang dan di masa depan agar sebisa mungkin menghindari penggunaan steroid anabolik," ucap dia.
Menurut peneliti, steroid menipu kelenjar pituitari otak untuk berpikir testis akan mengalami peningkatan kinerja.
Dengan demikian, kelenjar bereaksi dengan mematikan produksi dua hormon - yaitu FSH dan LH - yang merupakan hormon kunci di balik produksi sperma.
Mossman dan Pacey menambahkan, ada efek yang sama pada pria yang menggunakan obat untuk mencegah kebotakan pria.
Efek steroid anabolik terhadap kesuburan memang telah lama diketahui.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan