Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai #500daysofsummer di Twitter, Hati-hati Terjebak Hubungan Tak Pasti

Kompas.com - 18/07/2019, 17:15 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masih ingat dengan film komedi romantis 500 Days of Summer?
Yah, film asal Amerika Serikat itu sudah memasuki tahun ke- 10 sejak dirilis.

Namun, alur cerita yang membuat penonton baper nampaknya tak akan pernah dilupakan.

Ada banyak pelajaran berharga tentang cinta yang bisa kita ambil dari film tersebut. Buktinya, kini para pengguna Twitter pun meramaikan hastag #500daysofsummer.

"Film yg membuat aku sadar, terkadang di belakang kita ada sesuatu yg baik untuk kita, tp kita hanya fokus di depan aja.#500daysofsummer," tulis seorang netizen.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Putuskan Hubungan Asmara?

Ya, memilih pasangan memang bukan hal yang mudah. Apalagi, jika kita berharap untuk memiliki hubungan jangka panjang. Memiliki banyak kesamaan saja bukan berarti dia adalah jodoh kita.

"Hanya karena dia menyukai hal-hal yang sama denganmu, bukan berarti dia adalah belahan jiwamu. #500DaysOfSummer," ungkap seorang netizen.

Netizen di dunia Twitter rama-ramai mengenang alur cerita film tersebut sembari mengunggah pelajaran hidup yang mereka dapatkan dari film yang dibintangi Joseph Gordon-Levitt dan Zooey Deschanel.

Film tersebut menceritakan kisah asmara antara Tom Hansen yang diperankan oleh Joseph Gordon-Levitt dan Zooey Deschanel yang berperan sebagai Summer.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

500 Days of Summer (2009)

Sebuah kiriman dibagikan oleh I love you Honey Bunny (@movienfreaks) pada 25 Jun 2019 jam 7:24 PDT

Singkat cerita, Tom dan Summer telah mengakui jika mereka tertarik satu-sama lain. Hubungan mereka pun semakin erat dan intim bak sepasang kekasih.

Tom pun semakin jatuh hati dengan Sumer. Sayangnya, Tom salah mengartikan kedekatan mereka dan terlanjur jatuh cinta dengan Summer.

Di tengah perjalanan, Summer kembali menegaskan jika ia tak berniat mencari pacar dan ingin menyudahi semua ketidakjelasan dalam hubungan yang mereka jalani.

Sebenarnya, dari awal hubungan, Summer telah menejelaskan jika ia tak ingin berkomitmen dalam hubungan asmara.

Memang sulit untuk memahami mengapa seseorang yang kita sayangi tidak mau berkomitmen. Di dunia modern ini, pandangan komitmen dalam sebuah hubungan asmara pun turut berubah.

Pasangan masa kini tampaknya lebih memilih menunda atau menghindari pernikahan dan hubungan yang serius.

Baca juga: Ramai #Kangenmantan di Twitter, Sesulit Itukah Melupakan Mantan?

 

Bahkan, mereka yang berkomitmen menikah pun banyak yang memutuskan untuk mematahkan komitmen tersebut dengan perceraian.

Lantas, mengapa banyak orang yang tak ingin berkomitmen dalam sebuah hubungan? Lalu, apa yang harus kita lakukan saat pasangan kita yang menolak untuk berkomitmen?

Menurut psikolog Carl Rusbult, hubungan asmara adalah tentang pertukaran biaya dan manfaat antar individu.

Ia mengatakan, individu berkomitmen pada pasangan sejauh mereka bergantung pada pasangan itu. Ketergantungan ini ditentukan oleh faktor berikut:

  • Kepuasan. Individu menerima banyak manfaat, dengan sedikit biaya atau pengorbanan dari pasangan.
  • Alternatif. Individu tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan lebih baik di tempat lain.
  • Investasi. Individu memiliki sejumlah sumber daya penting yang dikhususkan untuk pasangannya.

Faktor-faktor ini, bersama dengan ketergantungan yang ditimbulkan, menumbuhkan perasaan komitmen alias keterikatan pada pasangan dan keinginan untuk mempertahankan hubungan.

Baca juga: Kenali Tipe Cemburu yang Bermanfaat Bagi Hubungan

Riset yang pernah dilakukan oleh Rusbult juga telah membuktikan hal ini. Riset dilakukan selama tujuh bulan dengan mengevaluasi hubungan asmara.

Hasilnya, peningkatan komitmen terkait dengan peningkatan kepuasan pasangan, alternatif, dan peningkatan investasi.

Sebaliknya, mereka yang memutuskan hubungan, mengalami penurunan signifikan dalam kepuasan, investasi, dan peningkatan kualitas alternatif sebelum berpisah.

Menjalani hubungan tanpa kepastian memang hanya menyebabkan rasa sakit, kecemasan, rasa tidak aman dan dendam.

Lalu, bagaimana cara membangun sebuah komitmen dalam hubungan?

Menurut psikolog Michelle Roya Road, kita perlu memahami apa arti dari komitmen itu sendiri sebelum membangun komitmen dalam sebuah hubungan.

"Kebutuhan orang berubah, dan kita hidup dalam masyarakat di mana individualitas kita adalah bagian besar dari proses pertumbuhan kita dan siapa kita," ucapnya.

Pada dasarnya, komitmen merupakan usaha kita untuk membuat hubungan tersebut menjadi lebih kuat dan sehat.

Baca juga: Kangen Mantan Meski Pernah Disakiti Berkali-kali, Normalkah?

Orang yang telah berusaha meninggalkan hubungan tanpa kepastian pada dasanya hanya ingin memenuhi kebutuhan dasar mereka untuk mencari cinta sejati, belahan jiwa atau koneksi mendalam.

Hubungan antar manusia memang bersifat dinamis, karena kita sebagai manusia juga berubah.

Untuk memiliki komitmen yang sehat dalam sebuah hubungan, Michelle merekomendaiskan kita untuk fokus pada apa yang diinginkan hati dan terus berusaha untuk meraihnya.

Kita juga perlu tekad untuk terus menjadi lebih kuat. Selain itu, kita juga perlu bersikap realistis, bukan idelalis, tetang bagaimana perkembangan hubungan kita.

"Anda harus lebih fleksibel dari sebelumnya untuk dapat masuk ke dunia yang terus berubah ini dan untuk dapat benar-benar berkomitmen pada sesuatu yang bernilai bagi Anda," saran Michelle.

Baca juga: Hati-hati, 8 Perilaku Ini Bikin Hubungan Kamu dengan Pasangan Renggang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com