Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 21 Juli 2019, 09:21 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Murah, enak, dan mudah untuk diolah menjadi makanan yang lezat adalah beberapa keunggulan telur. Namun, sepertinya kita belum paham benar manfaat telur.

Saat sedang melakukan diet, mungkin sebagian besar orang menyisihkan bagian kuning karena dianggap tidak sehat. Namun, apakah benar saat sedang menjalani diet, kuning telur tidak boleh dikonsumsi?

Mencapai berat badan ideal dan postur tubuh yang bagus adalah salah satu tujuan dari diet. Menjaga pola makan dan memilih jenis makanan yang dikonsumsi menjadi salah satu langkah krusial dalam meraih diet yang sukses.

Salah satu makanan yang menimbulkan kontroversi dalam masyarakat adalah kuning telur. Kuning telur dianggap dapat meningkatkan kolesterol dan dikhawatirkan mampu meningkatkan berat badan alih-alih menurunkannya lemak tubuh.

Faktanya, saat sedang melakukan diet, kuning telur ataupun telur secara umum adalah salah satu alternatif makanan yang praktis dan bisa ditambahkan ke dalam menu makanan diet harian kita.

Baca juga: Mengapa Kita Tidak Perlu Membuang Kuning Telur?

Satu butir telur hanya memiliki 78 kalori dan merupakan salah satu makanan rendah kalori yang bernutrisi, terutama pada bagian kuning telur.

Selain itu, telur juga kaya akan protein yang membantu menurunkan berat badan dengan cara menimbulkan rasa kenyang dan membantu mengurangi nafsu makan.

Bagaimana dengan kolesterol pada kuning telur?

Tujuan diet lainnya adalah untuk menjaga kesehatan, dan kuning telur seringkali dihindari karena keyakinan bahwa kuning telur meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Telur memang mengandung kolesterol, tetapi, kolesterol yang tinggi tidak serta-merta terjadi hanya karena mengonsumsi kuning telur. Bahkan, sebagian besar kolesterol dalam tubuh yang diproses oleh hati berasal dari lemak jenuh dan lemak trans yang dikonsumsi.

Malahan, konsumsi kuning telur sangat membantu asupan protein dan nutrisi tubuh.Tidak hanya karena 43% protein dalam telur terdapat di bagian kuning, tetapi hampir sebagian besar vitamin dan mineral pada telur juga ada di sana.

Oleh karenanya, mengonsumsi telur secara utuh akan lebih baik dibandingkan hanya mengonsumi putih telur saja.

Bahkan, sebuah penelitian mendapati bahwa konsumsi telur secara utuh lebih baik untuk menstimulasi protein di otot pada pria setelah melakukan olahraga resistensi daripada hanya mengonsumsi putih telur saja.

Telur juga mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh, seperti vitamin A, B, D, dan kolin yang bermanfaat bagi organ otak dan saraf, serta lutein dan zeaxanthin yang bagus untuk mata.

Secara garis besar, kita bisa mengonsumsi maksimal tiga butir telur utuh per harinya saja.

Baca juga: Kuning Telur Versus Putih Telur, Manakah yang Lebih Sehat?

Konsumsi telur pada penderita kondisi medis tertentu

Konsumsi telur ataupun kuning telur dan putih telur secara utuh umumnya tidak menimbulkan risiko kemunculan stroke, penyakit jantung, ataupun kondisi medis lainnya. Namun, pada penderita diabetes tipe 2, konsumsi telur merupakan sesuatu yang perlu diawasi.

Riset menunjukkan bahwa konsumsi telur yang tinggi atau satu telur setiap harinya bisa meningkatkan risiko terserang penyakit jantung koroner pada penderita diabetes tipe 2.

Meskipun demikian, terdapat penelitian yang menemukan bahwa tidak terdapat peningkatan kolesterol karena konsumsi telur di penderita diabetes tipe 2.

Oleh karenanya masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kaitan antara penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Bila mereka menderita alergi telur, hindari konsumsi telur dan cari alternatif pengganti telur lainnya yang juga kaya akan protein.

Perhatikan cara mengolah telur untuk diet yang sehat

Daripada memusingkan apakah saat diet, kuning telur bisa dikonsumsi atau tidak, akan lebih baik bila kita fokus pada cara memasak atau mengolah telur dan memadukannya dengan makanan bergizi dan bernutrisi lainnya.

Kebanyakan penambahan risiko penyakit jantung bukan karena konsumsi telur ataupun kuning telurnya, tetapi karena cara memasak dan pemaduan telur dengan makanan lainnya.

Saat ingin mengolah telur untuk diet, sebaiknya masak telur dengan sedikit minyak atau mentega dan kurangi garam saat membumbui telur.

Selain itu, sebaiknya hindari memadukan telur yang dimasak dengan makanan tinggi karbohidrat dan kolesterol, seperti kentang goreng, roti panggang, dan sebagainya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau