Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kenikmatan Cokelat Ransiki dari Papua Barat

Kompas.com - 22/08/2019, 18:54 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Di balik cokelat Ransiki

Selain karena faktor rasa yang unik, Pipiltin memilih Ransiki karena ada cerita spesial di balik cokelat tersebut.

Kebun cokelat Ransiki berada di buffer zone.

Menurut situs mab-indonesia.org, buffer zone atau zona penyangga adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area inti dari dampak negatif kegiatan manusia.

Hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan di sana.

Ke depannya, pengembangan kakao ini diharapkan dapat menciptakan pendapatan ekonomi alternatif bagi masyarakat lokal, sambil melindungi kawasan berfungsi lindung.

Baca juga: Untuk Rasa Terbaik, Jangan Simpan Cokelat di Freezer

Pengembangan kakao berkelanjutan di Ransiki tidak terlepas dari posisinya sebagai bagian dari rangkaian ekosistem lanskap "Mahkota Permata Tanah Papua".

Wilayah tersebut membentang dari Kabupaten Tambraw, Pegunungan Arfak, hingga Teluk Bintuni.

Pameran foto yang ada di acara peluncuran cokelat baru Pipiltin Cocoa menceritakan tentang kisah Cokelat Ransiki.KOMPAS.com / NI PUTU DINANTY Pameran foto yang ada di acara peluncuran cokelat baru Pipiltin Cocoa menceritakan tentang kisah Cokelat Ransiki.

Ransiki merupakan rumah bagi spesies flora dan fauna endemik, termasuk burung cendrawasih Vogelkop Superb yang ditemukan pada 2018.

Lalu, mamalia kharismatik Ekidna, hewan unik menyerupai landak berparuh panjang yang bertelur dan menyusui anaknya.

"Jadi, banyak poin yang bisa kami angkat, bagaimana caranya melindungi hutan di tengahnya dan ada komitmen pemerintah setempat untuk melindungi 70 persen daerahnya sebagai hutan," kata Tissa.

Sementara itu, Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani mengaku senang karena kerja sama tersebut membuat para petani bisa melihat hasil dari kerja mereka secara nyata.

Baca juga: Cokelat dan Wine Bantu Perpanjang Usia

"Banyak orang-orang yang terlibat di perkebunan Ransiki sekian tahun bergelut dengan  perkebunan. Lahan dipakai, tapi hasil tidak pernah tahu."

"Sekarang mereka tahu hasil yang mereka petik dan proses. Jadi ada rasa kebanggaan luar biasa," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com