KOMPAS.com – Gangguan perkembangan yang dialami anak autisme membutuhkan intervensi sejak dini agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satu terapi yang memiliki banyak manfaat untuk perkembangan anak autisme adalah terapi seni.
Dijelaskan oleh Ortopedagog Nuryanti Yamin, ada banyak manfaat kegiatan seni untuk autisme, antara lain membantu masalah pemrosesan sensorik, seperti perabaan dan penglihatan.
Manfaat lainnya adalah meningkatkan keterampilan motorik halus, dan mengatur sosial emosional anak.
“Faktor sosial emosional misalnya regulasi diri, memahami kapan dia harus bertindak atau tidak, dan kapan waktunya menuangkan ide,” kata Nuryanti yang juga co-founder sekolah khusus anak autisme Drisana Center ini dalam acara yang digelar oleh Sorak Gemilang Entertaiment di Jakarta (20/11).
Terapi seni juga meningkatkan kemampuan untuk mengenali dan merespon ekspresi wajah. Anak juga belajar mengekspresikan bahasa dan rasa melalui gambar yang dibuatnya.
Manfaat terapi ini juga dirasakan oleh aktris Dian Sastrowardoyo yang putra pertamanya memiliki sindrom autisme.
“Anak saya lebih visual, jadi lebih responsive ketika melihat gambar dan video. Seni menjadi salah satu pilihan saya untuk berkomunikasi dengan dia,” kata Dian dalam acara yang sama.
Meski demikian, Nuryati mengatakan terapi yang diberikan untuk anak autisme harus disesuaikan dengan tugas perkembangannya.
“Jadi, dahulukan terapi untuk isu-isu utamanya, seperti Bahasa dan motori,” ujarnya.
Terapi seni harus dilakukan secara rutin, setidaknya tiga sampai enam bulan untuk melihat perubahannya pada anak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.