Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Jantung pada Ibu Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 08/01/2020, 20:19 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Kehamilan ketiga Brittany Little sudah memasuki minggu ke 34, ketika tiba-tiba perempuan berusia 29 tahun itu mengalami kesulitan bernafas, pada bulan November lalu.

Awalnya, dia mengira kondisi itu terjadi karena ada kaitan dengan kehamilan, atau serangan asma yang memang diidapnya. 

Perempuan asal Hickory, North Carolina, Amerika Serikat tersebut saat itu sedang merencanakan acara makan malam bersama sang suami dan ipar-iparnya.

Ketika melihat kondisi itu, mertua Little langsung memerintahkan agar menantunya dilarikan ke rumah sakit. 

Dalam tempo sekitar 30 menit Little tiba di unit gawat darurat RS setempat. Alangkah terkejutnya, ketika Little yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung didiagnosa mengalami serangan jantung.

Baca juga: Waspada, Alami Infeksi Jantung gara-gara Congkel Popcorn di Sela Gigi

"Dadaku tidak sakit. Aku tidak sampai harus memegangi dada. Aku pun tidak pingsan, dan tetap terjaga. Aku hanya tidak bisa mengatur napas," kata dia seperti dikutip laman Good Morning America.

"Jadi wajar jika aku tak pernah menduga itu adalah serangan jantung. Enggak pernah," tegas dia.

Ya, Little ternyata divonis mengalami spontaneous coronary artery dissection- atau SCAD.

Ini adalah kelainan yang disebabkan oleh robeknya dinding lapisan dalam pada arteri koroner epikardial yang terdapat di jantung, -suatu kondisi yang terjadi ketika ada masalah di pembuluh darah pada jantung.

SCAD tidak diketahui penyebabnya, dan biasa menyerang wanita yang sehat.

Hasil penelitian menunjukkan SCAD lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami perubahan hormon, terutama wanita yang postpartum, dan wanita yang mendekati siklus menstruasi.

Demikian penjelasan yang dikutip dari American Heart Association (AHA).

Little, yang kini sudah berumur 30 tahun, langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat lainnya, untuk pemasangan stent.

Stent adalah tabung dari logam yang dimasukkan ke arteri untuk membuat pembuluh darah jantung tetap terbuka.

Baca juga: Intermittent Fasting Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes?

Brittany Little menengok bayinya yang masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.  VIA goodmorningamerica.com Brittany Little menengok bayinya yang masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Sepanjang prosedur pemasangan stent, Little masih sempat mengalami dua kali serangan, hingga harus dikejutkan dengan alat bantu, demi mengatur detak jantung.

Setelah hampir lima jam berada di rumah sakit, Little dipindahkan lagi. Kali ini dia dikirim ke Wake Forest Baptist Health, di Winston-Salem, North Carolina.

Di sana para dokter spesialis dapat mengobati kondisi jantungnya, dan sekaligus melahirkan bayinya.

"Pada saat itu yang bisa saya pikirkan adalah saya tidak ingin mati, dan itu adalah sesuatu isu konstan yang berkecamuk di kepala saya," kata Little.

"Aku tidak tahu harus berpikir apa, atau bagaimana memproses apa yang sedang terjadi," sambung dia.

Sebuah tim dokter dari tiga spesialisasi berbeda di Wake Forest Baptist Health menghabiskan beberapa hari berikutnya untuk menjaga Little.

Mereka juga mencari cara bagaimana bisa melahirkan bayinya dengan aman, dan mempertahankan keduanya tetap hidup.

Baca juga: 8 Kebiasaan Penting demi Jantung yang Lebih Sehat dan Kuat

"Itu adalah keseimbangan konstan antara memastikan si ibu stabil dan bisa menggendong bayinya selama mungkin, serta memastikan bahwa bayinya pun stabil."

Begitu kata Dr. Michael A. Kutcher, seorang profesor kedokteran kardiovaskular di Wake Forest Baptist Health.

"Bayinya baru 34 minggu, dan kami ingin memberinya lebih banyak waktu," sambung dia.

"Faktor yang menyulitkan adalah jika kita melakukan sesuatu untuk membantu jantung ibu, seperti pengencer darah atau alat untuk membantu peredaran darahnya, itu akan mempengaruhi bayi."

"Sebaliknya, jika ibu bersalin maka itu akan mempengaruhi jantungnya," kata dia.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya, Kutcher dan tim ahli jantung lainnya melihat tak ada perbaikan pada kondisi jantung Little.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk melakukan persalinan lewat operasi caesar, demi mencegah terjadinya persalinan spontan.

Beruntung, persalinan berjalan lancar dan putri perempuan Little yang diberi nama Nova lahir sehat dengan berat 2,97 kilogram. 

Baca juga: Tips Pertolongan Pertama pada Penderita Serangan Jantung

"Kelahiran itu menjadi momen yang sangat mengharukan bagi semua orang yang terkait dengan kejadian ini," sebut dokter itu.

Little masih berada di bawah pengaruh anastesi hingga belum bisa melihat kehadiran bayinya hingga sehati setelah kelahiran pada 8 November 2019.

Selanjutnya, Nova menjalani perawatan di neonatal intensive care unit (NICU), karena kelahiran prematur. Sementara, Little dibawa kembali ke UGD jantung usai melahirkan.

"Saya tak melihatnya lahir, saya tak mendengar suara tangisnya, dan saya tak melewati kesempatan bersentuhan kulit dan kulit dengan dia," ucap Little.

Kini, Little dan Nova sudah berada di rumah untuk menjalani masa pemulihan. Dan, menurut sang ibu, Nova tumbuh sehat, menjadi bayi yang gembira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com