4. Minta Bantuan Profesional
Ketika berbohong telah menjadi kebiasaan dan ancaman serius bagi anak-anak, tak ada salahnya untuk meminta banntuan profesional
Misalnya, jika seorang anak berbohong dan menyebabkan masalah di sekolah, maka segera cari bantuan profesional.
Lebih baik berurusan dengan masalah pada tahap awal, daripada menanganinya pada tahap puncak.
Baca juga: Sering Berbohong, Hati-hati Mengidap Kebohongan Patologis...
5. Bedakan Alasan untuk Berbohong
Ada banyak alasan bagi anak-anak untuk berbohong; orangtua harus membedakan alasan kebohongan. Ini akan membantu orangtua mengembangkan rencana untuk menanganinya.
Anak-anak prasekolah sering berbohong, dalam situasi itu orangtua harus bertanya, "Apakah itu sesuatu yang benar-benar terjadi?" Ini akan membuat mereka menyadari perbedaan antara kenyataan dan fantasi.
6. Diskusikan Konsekuensi
Ketika anak berbohong, maka beri tahu anak tentang konsekuensi alami dari berbohong.
Jelaskan kepadanya, bahwa jika dia berbohong maka sulit bagimu sebagai orangtuanya untuk percaya padanya, bahkan ketika dia mengatakan yang sebenarnya.
Buat dia sadar, bahwa masyarakat atau orang-orang di sekitarnya tidak menyukai orang yang berbohong.
Baca juga: Mengapa Berita Bohong Mudah Menyebar?
7. Berikan Contoh yang Baik
Wajar jika anak-anak mempelajari segalanya dengan mengamati perilaku orang lain, termasuk orangtuanya.
Sebagai orangtua, kamu tidak dapat membuat mereka berhenti berbohong melalui petunjuk dengan kata-kata.
Pastikan kamu tidak berbohong di depan anak, karena secara tidak langsung atau tidak sengaja itu akan mengajarkan anak bahwa berbohong dapat diterima.
8. Menghargai Kejujuran dan Pengakuan
Ketika anak berani jujur mengatakan yang sebenarnya, hargai dan dorong mereka. Kamu tidak akan menyangka betapa besar efek positiifnya, jika kamu sebagai orangtua bisa menerima usaha anak untuk bersikap jujur
Kamu bisa menghargainya dengan pujian, “Terima kasih sudah bersikap dewasa, ayah tahu betapa sulitnya bagimu untuk memberi tahu saya apa yang sebenarnya terjadi.”
Baca juga: Iklan Bohong untuk Kejantanan, Masihkah Kamu Percaya?