Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2020, 10:29 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Ada pula Jaxon Brown. Ramaja 17 tahun ini meninggalkan sepasang Nike berwarna emas dan hitam yang selalu dikenakannya untuk latihan bola voli.

"Aku ingin meninggalkan sepatu ini di sini untuk menghormati dia," kata Brown.

"Kobe sudah seperti pahlawanku untuk tumbuh," sambung dia.

Banyak orang mengambil foto baik di depan mural atau dari seberang jalan.

Lalu, banyak pula yang duduk di sepanjang trotoar, wajah mereka terus tertutup tangan saat menyaksikan kian banyaknya pelayat yang datang.

"Bintang Lakers terhebat yang pernah ada," teriak seseorang pengunjung.

"Ini seperti mimpi," kata Shon Benjamin, penggemar Kobe yang tumbuh di Inglewood.

"Dia adalah Michael Jordan kami. Ada banyak kenangan tentang dia di ruang tamu saya dan kausnya di tubuh saya," kata Benjamin.

Baca juga: Mamba Day, Hari Spesial untuk Kobe Bryant

"Dia adalah pahlawan L.A," ungkap dia lagi.

"Michael Jordan menjadikan basket sebagai bisnis, Kobe menjadikan basket sebagai passion," sebut dia.

Benjamin mengaku pertama kali mendengar kabar duka itu dari rekan kerjanya, dan berpikir bahwa kabar itu palsu.

Namun, setelah mengetahui kejadian sebenarnya, pria 44 tahun itu pun meninggalkan pekerjaan pada jam istirahat untuk datang ke mural.

"Semua orang menyempatkan waktu untuk datang ke sini," kata dia.

Putranya yang berusia 21 tahun, katanya, berada di rumah, menangis. "Kobe juga adalah pahlawan dia, pemain favoritnya sepanjang masa," kata Benjamin.

Uniknya, mereka yang berkumpul di sekitar mural berbicara dalam beragam bahasa. Ada bahasa Inggris, Spanyol, dan berbagai bahasa lain. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com