Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kematian Akibat Virus Corona Lebih Tinggi pada Pria

Kompas.com - 19/02/2020, 06:15 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Peneliti melihat, hanya orang-orang yang diidentifikasi memiliki gejala kritis yang meninggal dunia, dan virus itu tidak terbukti fatal bagi siapa pun dalam kategori "ringan" atau "berat".

Namun, tingkat kematian pada studi --yang dicapai dari membagi jumlah total kematian dengan jumlah kasus yang dikonfirmasi-- memang berbeda dari perhitungan lainnya.

Beberapa ahli percaya, jumlah total kasus virus corona bisa jauh lebih tinggi dari yang ditunjukkan catatan, di mana akan membuat angka kematian lebih rendah dari perkiraan saat ini.

"Karena pada kebanyakan orang itu relatif ringan, kita tidak tahu berapa jumlah orang yang terjangkit COVID-19."

"Kemungkinan, banyak orang memilikinya dan mereka tidak mengetahui itu," ujar Clarke.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Tak Hanya Nike, Adidas Pun Tutup Toko di China

"Tidak ada cara untuk mengetahuinya, kecuali kita menyaring populasi dalam skala besar.

Kepada CNBC "The Exchange", Dr. Ian Lipkin dari Columbia University mengatakan, adalah hal yang tidak mungkin untuk menentukan tingkat kematian resmi.

Tingkat kematian resmi sulit ditemukan, karena variabel seperti jumlah yang tidak diketahui dari infeksi tanpa gejala, dan berbagai metode diagnosis.

"Perkiraan saya adalah, angka kematian yang tepat akan lebih rendah, mungkin kurang dari 1 persen," kata dia.

Virus corona menghasilkan gejala flu ringan pada sekitar 80 persen, kata pejabat World Health Organization (WHO) pekan lalu.

Sekitar 15 persen dari mereka yang tertular COVID-19 berakhir dengan pneumonia, sementara 3 - 5 persen dari seluruh pasien butuh perawatan intensif.

Pihak berwenang di China mengatakan, ada 1.886 kasus baru virus corona pada hari Senin lalu, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 72.436 kasus.

Tim peneliti mengingatkan, "dengan banyaknya orang yang kembali dari liburan panjang, China perlu bersiap untuk kemungkinan pantulan epidemi."

Baca juga: Dampak Virus Corona, Masker Jadi Aksesori Wajib di Pekan Mode

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com