JAKARTA, KOMPAS.com - Kita semua mungkin sudah tahu bahwa gigi idealnya diperiksakan ke dokter setiap 6 bulan sekali. Namun, pada kenyataannya banyak orang yang hanya pergi ke dokter gigi ketika gigi terasa sakit. Kebiasaan ini akan membawa banyak dampak buruk.
Pendiri Medical Prime Clinic Skin & Dental Center, Monika Prasari menjelaskan, pasien bisa saja datang dengan beragam permasalahan gigi. Namun, jika ada rasa sakit yang dirasakan berarti masalah sudah mengenai saraf gigi.
Ketika ada masalah gigi serius, maka perawatan yang dibutuhkan juga akan lebih rumit daripada sekadar perawatan pencegahan.
"Kalau pencegahan datang ke dokter gigi paling nambal sedikit, paling lama satu jam. Tapi kalau treatment bisa datang berkali-kali."
Hal itu diungkapkan Monika ketika berbincang di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (10/3/2020).
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Memperkenalkan Anak dengan Dokter Gigi?
Sakit gigi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas. Selain itu, gigi yang sudah tidak bisa diselamatkan dengan perawatan terpaksa harus dicabut.
Ketika gigi dicabut, susunan gigi bisa berubah. Membuat gigi-gigi lainnya bergeser atau bisa pula membuat gigi di atasnya turun atau gigi di bawahnya naik.
Pada akhirnya, situasi ini akan membuat masa perawatan lebih panjang, lebih rumit dan biaya yang dikeluarkan juga akan lebih besar.
Baca juga: Jangan Biarkan Gigi Ompong Terlalu Lama, Apa Alasannya?
Utamakan pencegahan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.