Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kain Pinawetengan, Wastra Nusantara dari Minahasa

Kompas.com - 13/03/2020, 06:10 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Menurut Benny Mamoto, kain Pinawetengan telah menghasilkan banyak rekor yang diakui baik di dalam negeri maupun luar negeri.

"Di Muri (Museum Rekor Indonesia), kami punya 32 rekor. Sementara Guiness World Record baru tujuh," tutur dia.

"Di balik itu, rekor kami bukan hanya untuk promosi, tapi juga memotivasi generasi muda agar mereka bangga akan seni dan budaya Indonesia."

"Ini adalah upaya kami untuk melestarikan kekayaan budaya yang kita miliki."

Peresmian rumah kain Pinawetengan

Rumah Kain Pinawetengan di Humble House, Jl. Wijaya II No. 123, Jakarta, resmi dibuka.

"Kawan" dipilih menjadi tajuk peresmian ini, yang menggambarkan hubungan pertemanan antara Iyarita Mamoto selaku pemilik Rumah Kain Pinawetengan dan Denny Malik, koreografer dan penyanyi kenamaan Tanah Air.

Baca juga: Bordir Juga Salah Satu Wastra Indonesia

Dalam kolaborasinya bersama Iyarita Mamoto, Denny menggarap kreasi busana dengan konsep ready to wear yang dipamerkan dalam peresmian Rumah Kain Pinawetengan.

"Kenapa konsepnya ready to wear, karena saya dapat inspirasi dari teman-teman di Kain Pinawetengan, ditambah lagi saya suka mendesain," kata Denny.

"Materi bahan Pinawetengan ada sifon, katun, satin, polyester, dan saya mendesain kreasi busana dengan bahan-bahan itu."

"Kita juga rencananya akan mendesain kaus dari kain Pinawetengan yang ditujukan untuk kaum milenial," ujarnya.

Di Rumah Kain Pinawetengan, Humble House, Jakarta, terdapat beragam kain tenun hasil karya perajin di Wale Tenun Pa'Dior.

Kreasi ini, seperti kain tenun ikat yang dibuat dengan tangan, dan tenun songket yang memiliki warna lebih mencolok dalam corak khas Minahasa.

Rata-rata kain tenun ikat di Rumah Kain Pinawetengan dijual seharga Rp 1 juta per meter, sedangkan untuk tenun songket berada di kisaran Rp 3,5 juta per lembar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com