Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2020, 08:12 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Dia melakukan suntikan flu, tetapi mengira penyakitnya disebabkan oleh strain yang berbeda.

Ketika mengunjungi dokter, dia diperintahkan untuk pulang, beristirahat dan minum banyak cairan.

Baca juga: Cara Orang Kaya di Eropa Lindungi Diri dari Virus Corona

Titik di mana dia mulai curiga adalah ketika seorang teman di Facebook mengunggah tulisan bahwa beberapa orang dari pesta itu mengalami gejala seperti yang dialaminya.

Orang-orang ini pergi ke dokter dan dinyatakan negatif terkena flu, tetapi tidak ditawari tes virus corona. Sebab, mereka tidak menunjukkan gejala umum seperti batuk dan kesulitan bernapas.

Schneider kemudian mendaftarkan diri dalam sebuah program penelitian yang disebut Seattle Flu Study dengan harapan dapat mengatasi penyakitnya.

Dia dikirimi kit swab oleh para peneliti, yang kemudian ia kirimkan kembali. Setelah beberapa hari, tepatnya pada 7 Maret, Schneider mendapat kabar buruk. Dia dinyatakan positif Covid-19.

Anehnya, Schneider justru merasa lega. "Aku sedikit terkejut, karena kupikir itu agak keren," kata dia.

Baca juga: Pakai Sarung Tangan Justru Tambah Risiko Infeksi Virus Corona, Kenapa?

Ia merasa kejadian ini menarik dari perspektif ilmiah. Sebab gejalanya sudah mereda pada saat dia didiagnosis.

Otoritas kesehatan setempat kemudian memintanya untuk tinggal di rumah selama setidaknya tujuh hari setelah timbulnya gejala, atau hingga 72 jam setelah gejala berhenti.

Kisah Schneider tentang kondisinya sebetulnya tidak unik.

Misalnya, laman The Post melaporkan pada hari Rabu, dokter gawat darurat Dr. Yale Tung Chen dari Madrid, Spanyol, bahkan mengunggah Tweet berseri tentang infeksi virus corona.

Kicauan itu berisi pengalamannya setelah terinfeksi, ketika merawat pasien di rumah sakit tempat ia bekerja. Dia saat ini dikarantina di rumah.

Sementara itu, Schneider yang telah merasa lebih baik selama seminggu terakhir telah mulai berkeliaran di luar.

Baca juga: Cara Sopan Menolak Jabat Tangan agar Terhindar dari Virus Corona

Dia masih menghindari pertemuan besar dan memilih bekerja dari rumah.

"Jika kalian pikir terkena virus ini, kalian mungkin memang kena," kata Schneider.

"Tetapi jika gejala kalian tidak mengancam jiwa, cukup berdiam di rumah, berobat dengan obat-obatan yang dijual bebas, minum banyak air, banyak istirahat, dan lihat perkembangannya."

Meski begitu, Schneider tetap mengingatkan pentingnya mempertimbangkan individu berisiko tinggi dan tinggal di rumah jika merasa sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com