Amerika Serikat, pusat pandemi global wabah virus corona, telah memberi isyarat 1 Mei sebagai tanggal potensial untuk mengendurkan pembatasan sosial.
Baca juga: Sederet Artis Potong Rambut di Rumah karena Social Distancing
Para peneliti di Harvard mengatakan, mereka sadar jarak sosial yang berkepanjangan, bahkan jika berselang, kemungkinan memiliki konsekuensi ekonomi, sosial, dan pendidikan yang sangat negatif.
Peneliti menekankan, tujuan mereka bukan mendukung kebijakan pemerintah, namun memacu ide-ide inovatif, dan memperluas daftar pilihan untuk mengendalikan pandemi dalam jangka panjang.
Studi juga menyebut, penting untuk memahami apakah orang dapat menjadi kebal terhadap virus corona setelah mereka terinfeksi, dan hal ini belum diketahui.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bukti dari sejumlah negara di dunia memberi mereka gambaran lebih jelas tentang virus corona, bagaimana perilakunya, cara menghentikannya serta cara mengobatinya.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan komentar pada konferensi pers awal pekan ini.
Baca juga: Social Distancing karena Corona, Jangan Lupa Jaga Kebersihan Rumah
"Keterkaitan global kita berarti risiko pengenalan kembali virus dan kebangkitan penyakit akan terus berlanjut."
"Pada akhirnya, pengembangan, dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan penularan," kata Tedros.
Sampai hari Rabu (15/4/2020), hampir dua juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19, dan sebanyak 127.590 di antaranya meninggal dunia, menurut data dari Johns Hopkins University.