Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membentuk Anak Cerdas dengan Stimulasi Sejak Dini

Kompas.com - 02/06/2020, 12:27 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Banyak orangtua yang berlomba-lomba memasukkan anak ke sekolah favorit agar anak menjadi cerdas.

Padahal, membentuk anak cerdas bukan hanya dipengaruhi faktor pendidikan, namun juga stimulasi yang didapatkannya sejak ia lahir ke dunia, atau yang dinamakan stimulasi dini.

Stimulasi adalah rangsangan suara (auditori), visual, sentuhan, kinestetik yang diberikan sejak otak bayi mulai berkembang (sejak lahir).

Tujuan stimulasi adalah merangsang kualitas dan kuantitas sel-sel otak agar dapat bekerja dan berfungsi secara optimal.

Meski demikian, stimulasi untuk anak tidak bisa disamaratakan. Orangtua harus mengenali kematangan otak anak, agar dapat memberi jenis dan cara stimulasi yang tepat sesuai usianya, serta merasakan manfaat dari stimulasi ini.

Manfaat stimulasi dini terhadap anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan orangtua untuk lebih giat menstimulasi anak mulai dari lahir hingga usianya menginjak 3 tahun, karena saat itulah otak terus membentuk hubungan antarsel.

Pembentukan dan aktivitas hubungan antarsel ini dapat diintervensi dengan stimulasi (rangsangan) dari lingkungan.

Semakin bervariasi stimulasi yang diterima anak, semakin kompleks hubungan antarsel otak. Dan, semakin sering dan teratur rangsangan itu diterima, semakin kuat hubungan antarsel.

Dengan kata lain, semakin kuat dan kompleks hubungan antarsel, semakin tinggi dan bervariasi tingkat kecerdasan anak di kemudian hari.

Jika orangtua terus memberi stimulasi yang tepat terhadap anak, maka semakin besar kemungkinan anak akan memiliki variasi kecerdasan di kemudian hari.

Baca juga: Stimulasi Anak dengan Aktivitas Seni, Apa Pentingnya?

Bagaimana bentuk stimulasi yang mencetak anak cerdas?

Memberi stimulasi bukan berarti memberikan banyak mainan edukasi kepada anak, atau mengikutkannya pada banyak sekolah atau kursus.

Sebaliknya, gerakan sederhana seperti menyentuh bayi dengan rasa sayang sudah bisa dikatakan sebagai bentuk stimulasi, yang menandakan bahwa ia mendapat kasih sayang dari orangtuanya.

Selebihnya, kita dapat melakukan stimulasi terhadap bayi atau anak-anak sesuai dengan usianya. Berikut beberapa contoh stimulasi berdasarkan usia yang dapat dijadikan rujukan:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com