KOMPAS.com - Selama masa pandemi Covid-19 banyak orang yang bertahan menjaga kebugaran dengan berolahraga di luar rumah, sambil mengenakan masker.
Selain itu, di beberapa tempat olahraga, -Gelora Bung Karno (GBK) contohnya, pengunjung yang datang wajib mengenakan masker.
Dokter paru-paru RSUD Al Ihsan Jawa Barat, dr Widhy Yudistira Nalapraya SpP mengatakan, masker sesungguhnya berfungsi menyaring udara.
Baca juga: Olahraga Pakai Masker Kurangi Asupan Oksigen, Apa Risikonya?
Dia mengatakan, pada beberapa jenis masker, oksigen tetap bisa masuk sekitar 98 persen. Sedangkan masker kain rata-rata sekitar 70 persen.
Namun persoalannya, olahraga mengenakan masker akan terasa tidak nyaman. Apalagi tanpa masker pun, frekuensi napas ketika berolahraga menjadi meningkat.
Selain itu, metabolisme juga meningkat.
Persoalannya, kata Widhy, bila frekuensi napas mencapai 40 kali per menit, maka tidak ada oksigen yang masuk ke paru-paru.
Hal ini bisa menyebabkan hipoksia, di mana kadar oksigen berada di bawah batas normal, sehingga sel dan jaringan tubuh gagal menjalankan fungsi normalnya.
Baca juga: Face Shield atau Masker, Mana Lebih Efektif Tangkal Covid-19?
Bila hipoksia terjadi lebih dari lima menit, maka akan mengakibatkan kerusakan otak. “Bisa pingsan bahkan meninggal,” tutur Widhy.
Untuk itu, ia tidak menyarankan untuk memakai masker saat berolahraga. Sebab, saat olahraga kebutuhan oksigen lebih tinggi dari biasanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.