KOMPAS.com – Tren bersepeda kini sedang memuncak di kota-kota besar Indonesia.
Jika dulu pernah ada tren sepeda fixie, lalu sepeda roadbike, dan sepeda klasik, hingga sepeda lipat, kini yang terjadi berbeda.
Tren yang muncul dan membuat banyak toko serta bengkel sepeda di mana pun kewalahan melayani konsumen adalah karena fenomena yang terjadi adalah tren bersepeda, tak peduli jenis sepedanya.
Baca juga: Kreuz, Sepeda Brompton Made in Bandung yang Laris Manis
Beragam sepeda pun meramaikan jalan-jalan kota. Lihat saja pentauan terbaru di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Minggu (21/6/2020) ketika ajang car free day kembali digelar.
Hanya sepeda -dari beragam model dan bentuk, yang terlihat memadati ruas jalan utama di Kota Jakarta tersebut. Penuh, padat, dan mengular.
View this post on Instagram
Lalu, di sisi lain toko-toko dan bengkel sepeda pun kebanjiran order perbaikan sepeda. Akibatnya, seringkali sepeda yang hendak diservis pun harus menginap dan tak bisa ditunggu.
"Wah, lagi rame banget om, paling sepedanya ditinggal ya, karena sepeda yang servis lagi banyak," ujar Erpi, salah satu teknisi di toko sepeda dalam jaringan Rodalink.
Baca juga: [VIDEO] Kreuz, Sepeda “Brompton” Buatan Bandung
Hal serupa terjadi di sebuah bengkel sepeda di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Di sana, sepeda yang akan diservis akan ditampung, dan harus menunggu hingga waktu sekitar seminggu.
Kondisi tersebut mungkin dapat menggambarkan betapa tingginya antusiasme warga dalam bersepeda dalam beberapa waktu terakhir.
Jika sudah begitu -maka tentu saja, kemampuan untuk merawat dan -bahkan memperbaiki sepeda sendiri menjadi keuntungan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.