KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat meyakini penggunaan masker wajah dapat membantu mencegah penyebaran Covid-19.
Keyakinan yang sama pun terjadi di Indonesia, di mana masker menjadi piranti wajib bagi warga yang beraktivitas di luar rumah.
Profesor dan Ketua Departemen Psikiatri di Sekolah Kedokteran Rutgers New Jersey, sekaligus Kepala Layanan di Rumah Sakit Universitas di Newark, Dr. Petros Levounis, MA, menjelaskan lebih dalam alasan penggunaan masker.
Baca juga: Masih Enggan Pakai Masker? Lihat Percobaan Ini!
Masker disebut dapat menjaga tetesan (droplet) yang mengandung virus yang dilepaskan ketika seseorang berbicara, batuk, atau bersin agar tidak keluar dan menginfeksi orang lain.
Masker juga memiliki manfaat lainnya, yakni meningkatkan kemungkinan kita untuk menjauhkan diri secara fisik dengan orang lain.
Seperti yang juga dikampnyekan di tengah pandemi Covid-19, jaga jarak fisik adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Setiap orang dianjurkan menjaga jarak sekitar dua meter dengan orang lain.
Profesor Ilmu Komputer di University of Padua, Italia, Massimo Marchiori, PhD, mempelajari perilaku jaga jarak tersebut, yang diterapkan oleh banyak orang di masa pandemi.
Demi mengukur bagaimana orang secara fisik menjauhkan diri, Marchiori menggunakan "sabuk jarak sosial".
Sabuk itu berisikan kartu data, baterai yang dapat isi ulang, dan sensor untuk mengukur jarak dengan orang lain.
Baca juga: Pahami, Olahraga Pakai Masker dan Dampaknya pada Tubuh
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.