Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2020, 17:39 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Setiap anak adalah individu yang berbeda dan punya keunikan. Bahkan seorang anak kembar pun memiliki perbedaan satu sama lain.

Menurut Nadia, perkembangan anak perlu dimulai dan didasari oleh adanya interaksi dan koneksi yang hangat antara anak dengan orangtua ataupun orang dewasa di sekitar anak.

Baca juga: Selain Menemani, Orangtua Harus Lakukan Ini Saat Bermain Bersama Anak

Salah satu pendekatan yang terbukti berhasil membantu mengatasi perilaku sulit pada anak dan mendorong optimalisasi perkembangan anak disebut sebagai DIR Floortime.

Menurutnya, DIR Floortime mendorong proses perkembangan anak (D - Development) dan memahami serta mendorong keunikan individu (I - Individual Difference).

“Pendekatan ini didasari proses yang menyenangkan dan berbasis interaksi-Relasi-koneksi antara anak dengan orang di sekitarnya untuk mendorong potensi anak terpenuhi. Hubungan tersebut dilihat sebagai bensin dari perkembangan anak,” jelas Nadia.

Dalam pola asuh ini, orangtua mendisiplinkan anak dengan memberikan konsekuensi, bukan hanya menghukum.

“Misalnya anak menumpahkan air, konsekuensinya disuruh melap dong, bukan dibentak-bentak,” katanya mencontohkan.

Mendengar dan berkomunikasi

Ditambahkan oleh dokter spesialis anak Vinia Rusli, dalam DIR floor time, intinya adalah mendengarkan anak. Pendekatan ini juga sangat penting untuk anak yang mulai masuk usia praremaja.

“Dengarkan apa yang mau dia bicarakan, pikirkan dan inginkan. Seringkali orangtua memberi label anaknya bandel dan ngeyel jika mereka tidak sesuai keinginan orangtua,” kata Vinia dalam acara yang sama.

Ia mengatakan, makin besar usia anak, mereka akan memiliki kemauan sendiri.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Anak Remaja yang Keras Kepala

“Dengarkan dulu kemuannya. Kalau yang dia mau tidak sesuai atau negatif, jangan langsung dimarahi, tanya dulu kenapa mau itu. Bicarakan dengan nada yang netral. Dari situ baru diarahkan. Kalau ia ingin melakukan hal yang positif, walau tak sesuai mau orangtua, coba beri kesempatan,” sarannya.

Jika orangtua hanya menghukum tanpa membuang ruang dialog, anak jadi tidak tahu letak kesalahannya atau malah jadi kesal karena kemarahan orangtuanya.

Menurut Nadia, dalam pendekatan DIR floor time, bukan berarti anak tidak mendapat konsekuensi dari perilakunya, tapi bukan dengan cara dimarah-marahi.

“Lagi pula, bukankah melelahkan juga bagi orangtua kalau marah-marah terus,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com