Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Suka Menjerit Tanpa Alasan? Ini Tips untuk Mengatasinya

Kompas.com - Diperbarui 19/09/2022, 07:19 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Asia One

Tetapi, jika kamu dan anak berada di dalam pusat perbelanjaan atau perpustakaan, dengan sopan minta;ah dia untuk menjaga suaranya agar tetap terkontrol.

2. Mencari perhatian

Saat ini, ketika kedua orangtua sedang sibuk, misalnya ada rapat virtual atau mengerjakan pekerjaan rumah, waktu untuk anak tentu akan berkurang.

Hal ini bisa menjadi penyebab anak menangis dan berteriak.

Apa yang harus dilakukan?

Gendong anak di lengan dan gosok perlahan ke belakang, beri ciuman di pipi atau dahinya dibarengi dengan senyuman.

Gesture ini akan meyakinkan anak bahwa dia istimewa bagimu dan bahwa kamu tidak mengabaikannya.

Baca juga: Cara Memastikan Balita Tak Kekurangan Gizi

3. Rasa penasaran

Pada saat seorang anak kecil menyadari bahwa dia sudah bisa menjerit, dia ingin tahu tentang jeritannya itu sendiri.

Dia mencoba membuat suara keras dengan menjerit dan memodulasinya untuk memuaskan rasa penasarannya.

Apa yang harus dilakukan?

Buat dia sibuk dengan mainan, permainan, dan puzzle yang penuh warna.

Mainkan gim di mana dia tidak seharusnya berteriak sampai kamu menghitung sampai 20.

Lalu, setiap kali dia melakukannya dengan benar, hadiahi dia dengan pelukan erat atau cium pipinya.

4. Berkomunikasi

Di antara usia 1-3 tahun, balita kesulitan mengekspresikan diri dengan jelas. Kosakata mereka masih berkembang, sehingga mereka tidak bisa mengekspresikan diri menggunakan kata-kata.

Balita yang kerap menjerit dan kemarahan ini diidentifikasi berdasarkan perubahan sikap dan temperamen.

Pada suatu saat anak mungkin senang bermain dan bernyanyi dan pada saat berikutnya, dia mungkin berteriak.

Ini terjadi karena balita tidak dapat mengomunikasikan alasan pasti terkait rasa frustrasinya dengan keadaan di sekitarnya.

Karena itu, ia menggunakan gerakan seperti berteriak untuk berkomunikasi.

Apa yang harus dilakukan?

Gendong anak dengan memeluk dan menggosok punggungnya. Cobalah untuk tidak memperhatikan jeritan, tetapi memahami apa yang dia ingin komunikasikan.

Baca juga: Balita Terobsesi Ingin Jadi Princess Wajarkah?

Katakan padanya, kamu tidak dapat memahami apa pun ketika dia berteriak dan mengekspresikan dirinya dengan suara yang lebih tenang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com