Menurut Kelly Saborouh, pemilik Middleman Store Kelly Saborouh, "jaket Riot menunjukkan nilai potensialnya yang kuat sebagai hobi, minat, seni, atau bisnis."
Sepintas, jaket Riot terlihat seperti jaket army standar dengan detail berupa tambalan atau patch. Memang pada dasarnya, item itu adalah jaket camo MA-1 yang dibuat oleh perusahaan pakaian militer kecil di Eropa bernama Fostex.
Jaket MA-1 buatan Fostex bisa dibeli seharga 47 Euro atau sekitar Rp 812.000.
Yang menjadikan jaket ini mahal adalah ketika Simons memberi sentuhan tambalan bergambar potret musisi David Bowie dan gitaris Manic Street Preachers, Richey Edwards, serta poster Bauhaus.
Tulisan pada emblem di jaket Riot berasal dari artikel tentang menghilangnya Edwards, yang dipublikasikan secara luas selama pertengahan era 90-an.
Sederhananya, jaket tersebut adalah cerminan dari pengaruh musik yang sering ditampilkan Simons dalam desainnya.
Untuk koleksi "Radioactivity" 1998, Simons merujuk pada band favoritnya, Kraftwerk. Band asal Jerman ini dianggap sebagai pelopor musik elektronik.
Hubungan antara budaya musik anak muda dan pakaian menjadi ciri khas Simons, yang membentuknya sebagai bapak dari item streetwear kelas atas.
Virgil Abloh, yang dianggap memimpin gerakan streetwear kelas atas saat ini juga menerapkan prinsip serupa lewat kolaborasi fesyen dan musik bersama Daft Punk, Travis Scott, Kid Cudi, dan lain-lain.
Abloh pun memberi tanggapan mengenai Raf Simons. "Kamu dapat melakukan pendekatan terhadap seni mode dan mengaitkannya dengan budaya, musik, dan kesenian nyata saat itu," kata Abloh dalam wawancara bersama Vogue.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.