KOMPAS.com – Stres berkepanjangan bisa jadi boomerang bagi kesehatan, salah satunya meningkatkan kadar gula darah. Itu sebabnya penyandang diabetes harus mengelola tingkat stresnya, terlebih di masa pandemi.
Menurut penjelasan dr.Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD, ketika kita stres, takut, dan cemas, kondisi hormon dalam tubuh berubah.
“Hormon insulin pun menurun agar kadar gula darah naik, sehingga kita punya energi untuk kabur dari masalah yang dihadapi. Karena itu, orang yang stress kadar gula darahnya tinggi,” papar Roy dalam acara talkshow “Diabetes di Tengah Pandemi Covid-19: Ancaman atau Bukan?" yang diadakan secara virtual (5/8).
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak organ-organ tubuh, termasuk memperburuk keparahan jika tertular infeksi Covid-19.
Roy menambahkan, orang dengan diabetes memiliki risiko 3-4 kali lipat mengalami kefatalan bila terkena Covid-19.
“Kadar gula darah yang tinggi merusak tubuh dan membuat imunitas tubuh lebih rendah sehingga tidak optimal melawan infeksi,” kata Roy.
Baca juga: Kadar Gula Darah Tinggi Memperburuk Infeksi Covid-19
Ia mengatakan, di masa pandemi ini penyandang diabetes perlu menjaga agar kadar gula darahnya sesuai target pengendalian gula darah.
Parameter keberhasilannya yakni kadar HbA1c kurang dari 7 persen dan kadar gula darah puasa kurang dari 120 mg/dL.
Osy Machrosin, seorang penyandang diabetes mengungkapkan sebelum pandemi saja mengontrol gula darah sudah sulit.
“Gula darah sangat mudah naik tiba-tiba saat stres. Dengan adanya Covid-19, tingkat stres dan kecemasan makin tinggi, gula darah makin sulit dikontrol,” kata Osy yang aktif di komunitas Sobat Diabet ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.