KOMPAS.com - Jika dilakukan secara efektif, pelacakan kontak pengidap Covid-19 dapat membantu memutus rantai penularan virus.
Namun sayangnya, hal ini masih belum sepenuhnya dilakukan secara disiplin oleh masyarakat.
Sikap non-kooperatif dari individu yang terinfeksi, dan kegagalan untuk menjangkau kontak dekat menyebabkan transmisi berkelanjutan.
Bukan hanya di Jakarta, dan kota-kota lain di Indonesia, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat pun, warganya masih tak sadar dengan pentingnya pelacakan tersebut.
Baca juga: Orang Muda Tak Kebal Infeksi Covid-19 dan Alami Gejala Menetap
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di wilayah Carolina Utara -misalnya, hampir setengah dari pengidap virus corona di satu daerah tidak melaporkan kontaknya.
Lalu, ketika kontak diberikan ada tak kurang dari seperempatnya tidak dapat dihubungi.
"Peningkatan ketepatan waktu pelacakan kontak, keterlibatan komunitas, dan mitigasi di seluruh komunitas diperlukan untuk mengurangi penularan SARS-CoV-2," ungkap CDC, seperti dilansir New York Post.
CDC juga menerbitkan analisis data dari dua wilayah North Carolina, yakni di Mecklenburg County dan Randolph County, di mana penularan virus memiliki insiden tinggi.
Menurut laporan CDC, pada rentang 1-12 Juli, kejadian kasus virus di Carolina Utara melonjak 183 persen.
“Selama periode insiden Covid-19 yang tinggi di Carolina Utara, 48 persen pasien Covid-19 di Mecklenburg County melaporkan tak ada kontak, dan 25 persen kontak tidak dapat dihubungi."
Baca juga: 5 Tips Cegah Tertular Covid-19 dari Keluarga yang Isolasi di Rumah
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.