KOMPAS.com - Kalangan dewasa muda ternyata menjadi populasi yang gampang mengalami depresi selama terjadinya pandemi Covid-19.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, ada sebanyak 74,9 persen orang berusia antara 18-24 tahun yang mengalami gangguan kesehatan mental terkait pandemi.
Bahkan, 1:4 orang dewasa muda mengaku mempunyai keinginan serius untuk bunuh diri, karena krisis kesehatan dunia yang tak kunjung berakhir.
Baca juga: Kecemasan dan Depresi Orangtua Ganggu Mental Anak, Cara Mengatasinya?
“Pandemi ini menciptakan rasa takut dan kecemasan bagi semua orang."
"Hal itu adalah sesuatu yang belum pernah kita alami dan sudah lebih dari setengah tahun kita masih hidup dengan rasa ketidakpastian."
Begitu kata Chief Clinical Officer Newport Institute, dr. Barbara Nosal.
Nosal menduga, dalam jangka pendek -mungkin, banyak orang masih bisa mengatur segalanya.
Namun, seiring berjalannya waktu, tekanan finansial dan kurangnya interaksi sosial membuat orang dewasa muda merasa tidak mampu lagi mencapai sesuatu dalam hidup mereka.
Penting untuk diketahui, tanda-tanda seperti apa yang dapat timbul saat kita sedang mengalami depresi.
Beberapa di antaranya seperti perubahan pola tidur, berkurangnya nafsu makan, ingin selalu menyendiri, merasakan sakit kepala, sakit punggung, dan masalah pencernaan.
Baca juga: Kunyit, Bahan Alami Atasi Depresi, Benarkah?
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan