Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Dorongan Tekan Tombol "Snooze" Setiap Bangun Pagi

Kompas.com - 07/10/2020, 05:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber MSN

Kita mengalami ketiga tahapan tidur non-REM di malam hari, dan tahapan terakhir membuat kita merasa segar di pagi hari.

Bedanya, siklus tidur REM pertama kali terjadi sekitar 90 menit setelah kita tertidur.

"Mata kita bergerak cepat di belakang kelopak mata yang tertutup," kata para ahli di The National Institute for Neurological Disorders.

Baca juga: Mana yang Lebih Baik: Alarm Bangun Tidur yang Lembut Atau Agresif?

Mereka juga menyebut, di saat kita memasuki siklus tidur REM, napas kita menjadi lebih cepat dan tidak teratur, detak jantung serta tekanan darah meningkat, hingga mendekati tingkat bangun.

"Sebagian besar mimpi kita terjadi selama tidur REM, meskipun beberapa orang mengalaminya dalam tidur non-REM."

Nah, jika tidur REM terganggu dengan menekan tombol snooze pada alarm --yang umumnya memiliki interval 10 menit, hal ini dapat memicu respons fight or flight.

Respons ini adalah reaksi fisiologis makhluk hidup sebagai respons terhadap sebuah kejadian yang dianggap berbahaya bagi kelangsungan hidup mereka.

Respons ini dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, karena waktu kita untuk merasakan tidur nyenyak terlalu pendek.

Menurut National Health Service, kekurangan tidur nyenyak dapat menjadi penyebab berat badan bertambah, penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, sistem kekebalan melemah, dan diabetes.

Baca juga: Mengapa Anda Terbangun 5 Menit Sebelum Alarm Berbunyi?

"Pastikan kita mendapatkan 7-8 jam tidur dan kualitas tidur yang baik," kata Mehra.

Jika kita sudah memiliki kualitas dan waktu tidur yang baik, namun masih ingin menekan tombol snooze, Mehra menyarankan kita untuk memeriksakan diri ke dokter.

"Temui dokter untuk memastikan tidak ada gangguan tidur tak terdiagnosis yang dapat berkontribusi pada kebutuhan kita menekan tombol snooze," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com