Bahkan enam bulan pasca pengobatan kanker, tambah Dr. Pennell, orang yang merokok melaporkan munculnya efek samping dari pengobatan kanker ketimbang mereka yang tidak merokok.
Jika kita dapat berhenti merokok sebelum memulai pengobatan, Dr. Pennell mengatakan kita bisa merasakan efek yang mirip dengan penyintas kanker yang tidak merokok.
2. Pengobatan menjadi kurang efektif
Rokok bisa memengaruhi kondisi tubuh kita lewat berbagai cara. Mulai dari sirkulasi tubuh, kondisi kardiovaskular, sistem kekebalan, hingga kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.
"Saat kita menjalani pengobatan kanker dan operasi, merokok membuat tubuh kita lebih sulit pulih dan meningkatkan risiko komplikasi, seperti penyembuhan luka yang lebih lambat," kata Dr. Pennell mengingatkan.
Merokok juga membuat proses kemoterapi kita menjadi kurang efektif.
Baca juga: Adakah Batas Aman dalam Kebiasaan Merokok?
3. Risiko kanker kambuh akibat merokok
Alasan terpenting untuk berhenti merokok di saat kita sudah didiagnosis kanker, adalah mengurangi risiko kanker jenis lain.
Di samping kanker paru-paru, merokok juga bisa memicu kanker laring (tumbuhnya sel ganas di pita suara), kanker tenggorokan, kanker mulut, kanker hati, kanker pankreas, serta banyak lagi.
Jadi bisa disimpulkan, kebiasaan merokok mendatangkan risiko untuk hampir seluruh jenis kanker.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.