Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2020, 19:40 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms.com

 

2. Minta anak untuk memperbaiki situasi

Setelah kesalahpahaman diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menanyakan bagaimana mereka akan memperbaiki situasi.

Ajukan mereka beberapa pertanyaan.  Pertama, minta mereka untuk menceritakan kejadian sesungguhnya secara ringkas. Selanjutnya, tanyakan kepada mereka tindakan mana yang salah dan mengapa itu termasuk dalam kategori perilaku yang buruk. Dengan melakukan itu, mereka akan mengetahui konsep "perilaku baik".

Terakhir, tuntut solusi dari mereka. Tanyakan kepada mereka bagaimana mereka dapat memperbaiki kesalahan dalam situasi tersebut.

Misalnya, Anda mendengar anak bertengkar di sekolah. Pertama, ajak anak berbicara. Lalu, pahami mereka dan tanyakan apa yang membuat mereka melakukan kekerasan.

Mungkin anak lain mungkin yang memulainya, atau dia membela temannya yang ditindas.

Selanjutnya, jelaskan kepada anak mengapa mereka tidak boleh melakukan kekerasan dan konsekuensi apa yang harus mereka hadapi karenanya.

Terakhir, bicarakan dengan mereka tentang alternatifnya. Bagaimana mereka bisa menghindari pertengkaran lain kali, dan mengapa penting untuk menyelesaikan masalah dengan damai.

Ajari anak bahwa sebenarnya ada solusi lain yang bisa dilakukan daripada kekerasan.

Baca juga: 5 Cara Mengajari Anak yang Ketahuan Mencuri

3. Penuhi kebutuhan mereka dan beri mereka alternatif

Anak-anak terkadang bisa keras kepala terhadap apa yang mereka inginkan. Hal ini seringkali menimbulkan permasalahan, bahkan saat sedang berada di tempat umum. Berteriak memarahi atau memukul anak di depan umum hanya akan menambah kekacauan.

Lalu, bagaimana sebaiknya bersikap?

Jika kebutuhan mereka sangat remeh, tak apa-apa untuk sesekali memenuhinya. Namun jika hal ini justru membuat anak berperilaku semakin tak terkendali, hentikan dan lakukan skenario kedua yakni, memberi mereka alternatif.

Memberi anak alternatif akan menjadi win win solution bagi anak dan orangtua. Misalnya, jika anak mencoret-coret tembok, minta ia untuk melakukannya di kertas khusus dan beri hadiah jika ia menurutinya. 

Baca juga: Hindari Ini Saat Balita Sedang Tantrum

Bila kejadiannya di mal, misalnya ketika ia merengek minta mainan, jelaskan bahwa Anda tak akan membelikan mainan tersebut karena tidak masuk dalam rencana. Katakan bahwa dua minggu lagi Anda akan mengajaknya kembali untuk membeli. Jelaskan juga alasannya. Dengan cara ini si kecil akan paham bahwa Anda tidak mutlak berkata tidak atau hanya mencari alasan.

Langkah-langkah kecil ini menunjukkan bahwa dengan hanya berbicara, mendengarkan, meminta anak menemukan solusi untuk kebutuhan mereka dan dengan memberi mereka alternatif, kita sudah menghormati anak dan memberi mereka perlakuan yang baik.

Ke depannya, sebagai timbal balik anak juga pasti akan menghormati kita sebagai orangtua.

Hal ini akan sekaligus menanamkan pendidikan apda anak tentang bagaimana sebaiknya seseorang harus memahami orang lain.

Sebaliknya, hukuman, justru akan menjauhkan kita dari si kecil dan membuatnya mereka menjadi semakin kaku.

Baca juga: Kapan Orangtua Harus Lakukan Deep Talk dengan Anak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com