Gangguan kleptomania memang identik dengan hasrat yang tidak tertahankan untuk mencuri, tetapi terdapat beberapa gejala lainnya, seperti:
Baca juga: Anak Alami Gangguan Mental, Ini Yang Bisa Dilakukan Orangtua
Berbeda dengan pencuri biasa, penderita kleptomania tidak didorong oleh motivasi finansial, tetapi didasari oleh keinginan untuk menghilangkan kecemasan akibat dari dorongan mencuri barang yang dirasakan.
Keinginan yang dirasakan tidak dapat dikontrol dan seringkali setelah mencuri, penderita akan merasa takut dan menyesal telah mencuri.
Namun, keinginan tersebut akan muncul kembali dan akhirnya mendorong penderita untuk mencuri kembali.
Bukanlah hal yang tepat untuk menyebut kleptomania sebagai “penyakit suka mencuri” karena meskipun penderita merasa lega dan senang saat mencuri, tetapi setelahnya, penderita seringnya merasa takut dan menyesal.
Terkadang barang yang dicuri oleh penderita kleptomania merupakan barang yang tidak bernilai atau bahkan dapat dibeli oleh penderita.
Benda yang dicuri juga biasanya hanya disimpan atau diberikan kepada orang lain. Bahkan, terkadang barang yang dicuri dikembalikan lagi oleh penderita.
Penderita tidak hanya mencuri di toko-toko ataupun pusat-pusat perbelanjaan. Penderita juga dapat mencuri dari teman atau kerabatnya.
Biasanya penderita secara diam-diam akan mengembalikan barang yang dicuri dari teman atau kerabatnya.
Bagaimana menangani penderita kleptomania?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.