Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2020, 14:30 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

5. Tidak perlu mengikuti pedoman karena terus berubah

Virus corona disebut novel karena ini adalah virus baru yang tidak biasa.

Dokter, perawat, dan ilmuwan tidak belajar mengenai Covid-19 di sekolah kedokteran atau selama pelatihan mereka.

Informasi datang sangat cepat, dan kita perlu menanggapinya secara baik.

Jika dibandingkan informasi yang ada di bulan Maret saat awal pandemi, tentunya saat ini kita tahu lebih banyak mengenai virus corona. Sehingga, kita juga belajar pencegahan dan pengobatan virus tersebut.

6. Virus akan bermutasi, jadi tidak perlu mengikuti pedoman kesehatan

Mutasi virus adalah kejadian alami dan umum. Covid-19 juga berubah dan bermutasi selama beberapa bulan terakhir meski prosesnya lambat. Namun, ada cara untuk memperlambat atau mencegah penyebarannya.

Flu shot atau vaksin flu biasanya melindungi kita dari tiga atau empat virus influenza.

Mutasi atau jenis Covid-19 yang berbeda bukan alasan untuk tidak waspada. Justru kita harus mempraktikkan pedoman kesehatan dan melindungi populasi yang paling rentan sampai vaksin tersedia.

Baca juga: Jangan Tunggu Vaksin Covid-19 Datang, Terapkan Pola Hidup 3M Segera

7. Penderita Covid-19 punya harapan hidup 99 persen

Sebenarnya, virus ini bisa mematikan dan menyebabkan efek jangka panjang serius, dan banyak di antaranya yang belum diketahui.

Meskipun tingkat kematian akibat Covid-19 pada orang yang sehat dan kelompok usia muda terbilang rendah, kelompok tersebut tetap punya kemungkinan sakit parah karena virus.

Biasanya, gejala penyakit flu bertahan selama empat atau lima hari.

Namun, gejala Covid-19 bisa berlangsung sepuluh hari atau lebih dan memicu komplikasi jangka panjang serius, seperti pembekuan darah, masalah neurologis, dan kerusakan pada jantung, paru-paru, dan ginjal.

Secara umum, angka kematian berubah berdasarkan usia dan masalah medis lainnya.

Baca juga: Pengidap Covid-19 Alami Kelelahan Panjang, Bahkan Setelah Sembuh

8. Kita hanya bisa tertular virus saat menyentuh sesuatu

Seseorang yang menyentuh permukaan atau objek yang terkontaminasi dapat menularkan virus ke dirinya melalui mulut, hidung, atau mata.

Namun, terinfeksi virus akibat menyentuh objek bukanlah cara utama penyebaran virus.

Virus menyebar di udara melalui tetesan pernapasan yang dihembuskan dari mulut dan hidung seseorang yang terinfeksi.

Orang yang ada di dekatnya kemudian tanpa sadar dapat menghirup tetesan ini dan tertular virus.

Oleh karenanya, kita wajib mencuci tangan, tidak menyentuh wajah, dan mengenakan masker untuk melindungi diri dan orang di sekitar kita.

Baca juga: Tips Naik Ojek Selama New Normal untuk Hindari Penularan Virus

9. Masker masih efektif jika hanya menutupi mulut

Saat kita bersin, batuk atau bernapas, kita menggunakan mulut dan hidung. Karena itu masker wajah haruslah menutupi keduanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com